About Me

header ads

AKU UNTUK SIAK DAN RIAU - Toni Kurniawan

 

AKU UNTUK SIAK DAN RIAU

Toni Kurniawan

(Ketua Green Generation Kabupaten Siak)

 

Tonggak Perubahan Dari Sebuah Jembatan Mimpi, Perjuangan dan Kekuatan

            Pada mulanya sediikitpun tidak ada niatku untuk menulis cerita ini. Aku khawatir dinilai sedang menyombongkan diri menceritakan ulang perjalananku dari pelajar biasa hingga bisa menjadi pionir Green Generation di Siak. Apalagi prinsipku, apa yang telah aku buat, apa yang telah aku tanam, biarlah menjadi sejarah dihati masing-masing temanku saja. Kalaupun mengalir pujian, biarlah menjadi buah cinta dari mulut ke mulut atau dari generasi ke generasi yang lain.

            Sangat sulit sekali bagiku untuk menulis sebuah cerita. Meski didalam hati, banyak sekali yang ingin aku luahkan dengan apa adanya. Maklum saja, aku bukanlah seorang penulis. Sempat lama aku berpikir, apakah perlu melanjutkan penulisan cerita ini atau tidak ?

            Namun banyak sekali motivasi yang datang kepadaku, untuk menceritakan kembali rangkaian kisah hidupku hinggan menjadi pionir Green Generation Siak selama dua tahun. Niatnya adalah, merangkum kembali kisah-kisah yang terserap. Bagaimanapun, akan ada anak cucuku nantinya perlu tau siapa aku. Mungkin bila sampai masa itu, aku tak bisa lagi menceritakan pada mereka dan cukuplah cerita ini saja sebagai gantinya

            Penyusunan cerita ini bermula dari himbauan oleh Presiden Green Generation Indonesia, Pandu Dharma Wicaksono. Tulisan cerita ini dibantu oleh temanku di Asrama Unissula, Harimas Dwi Putra, putra asli Pontianak, Kalimantan Barat. Karena dia mampu mendukung agar cerita ini menarik. Akupun akhirnya memberanikan diri untuk mulai menulis. Satu persatu lembaran kisah ini pun mulai tersusun manis.

            Karena kondisi dan keterbatasan waktu, memang aku tidak banyak langsung menulis isi cerita ini, melainkan tulisan ini aku cicil dalam beberapa hari. Maka jadilah apa yang tertuang dalam cerita ini, sudah pula mewakilkan perjalanan panjang hidupku di Green Generation Siak.

Awalnya aku sangat-sangat pesimis cerita ini bisa selesai tepat waktu. Karena aku sangat menginginkan cerita ini bisa diberikan sebagai kenang-kenangan dihari serah terima Jabatan Ketua Green Generation Siak dariku kepada penggantiku. Sempat aku ‘menyerah’, kalaupun tak jadi tepat waktu tidaklah masalah. Namun berkat dukungan banyak pihak seperti pengurus GG Siak, teman-temanku, dan keluargaku, akhirnya cerita ini selesai juga tepat pada waktunya. Alhamdulillah

Karena disusun dalam waktu yang sangat singkat (hanya sekitar 2 minggu) dan ditengah kondisiku yang tidak memungkinkan, aku sangat menyadari sekali, banyak yang kurang dari cerita ini. Mungkin ada pula kekhilafan tulis atau sejarah yang kurang lengkap. Termasuk juga dokumentasi-dokumentasi pendukung tulisan,

Namun aku bertekad, semua yang terasa kurang itu akan coba aku perbaiki di cerita-cerita berikutnya. Insya Allah, aku ingin menulis lagi. Selain buat pengurus GG Siak mudah-mudahan cerita ini kelak akan menjadi warisan bagi anak cucuku. Menjadi hiburan, menjadi kenangan, yang baik diambil jadi pelajaran, yang buruk jangan sampai jadi gunjingan.  Karena banyak kisah-kisah lainnya yang masih belum aku luahkan pada tulisan perdana ini. Aku mohon perkenan doanya selalu doa buatku diberikan kesehatan dan kekuatan.

Pada akhirnya, aku berharap cerita sederhana yang saat ini ada ditangan saudara-saudaraku semua, bisa memberikan manfaat. Bilamana ada yang terasa kurang, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tentunya aku akan sangat bahagia sekali, bila ada masukan dan saran dari para pembaca semua.

 

Setapak Langkah Menoreh Sejarah


Gambar : Toni di Depan Icon Kota Siak

            Tepat tanggal 17 Oktober 1997. Dari sebuah rumah disudut Kota Siak, disitulah aku lahir sebagai anak kedua dari 3 bersaudara. Nama aku adalah Toni Kurniawan, teman-temanku biasa memanggilku dengan nama Toni. Putra asli dari Siak Sri Indrapura yang bercita-cita ingin menjadi Bupati Siak dan Gubernur Riau dimasa depan. Bisa menjadi Bupati dan Gubernur dimasa depan, tentu tak ada kaitannya dengan masa kecilku yang tak ada tampang “calon pejabat”. Tapi siapa sangka, kini aku mulai bangkit dan tersohor di negeri ini maupun luar, bukan bermaksud sombong. Mungkin Allah telah mengabulkan beberapa doaku.

            Ketika masa SD aku hanya bisa mengikuti kompetisi ataupun kegaiatan sampai level provinsi saja. Beranjak ke masa remaja dikala MTs aku telah bisa berkompetisi di level-level nasional. Lalu, masa putih abu-abu juga menyambutku ketika di MAN Siak. Tak pernah terbayangkan diri ini bisa meraih mimpi-mimpiku lebih dari masa MTs dulu.

            Aku senang sekali mengikuti segala kegiatan yang berdampak positif, dan kompetisi yang bisa aku lakukan. Sekitar Maret 2015 aku mendapatkkan informasi mengenai Jambore Generasi Hijau 2015 di media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram. Aku pun mendaftarnya. Tidak ada niat untuk bisa lolos pada kegiatan tersebut. Ketika pengumuman sekitar Juni 2015, namaku ada disalah satu tabel peserta yang terpilih. Alhamdulillah, aku bisa kembali mewakili Provinsi ini.



Gambar : Para Peserta Jambore Generasi Hijau 2015

            Tapi aku bermenung sejenak, darimana aku bisa mendapatkan uang untuk registrasi, biaya tiket, dan sebagainya ? Kalau aku minta ke orang tua mungkin bisa saja tetapi tidak enak karena selama ini aku pergi kegiatan selalu dibiayai dan tidak memikirkan ini itu. Aku pun galau, serta meminta banyak pendapat misalnya dari guru di MAN, Keluarga, dan Pembina Forum Anak.

            Kalau dari sekolah sendiri tidak sanggup membiayai penuh, tetapi guru juga telah membantu untuk mengirimkan proposal ke Kementerian Agama Kab.Siak tapi hasilnya nihil. Banyak badai terjang yang harus aku lalui sebagai langkah awal perjuangan untuk mengikuti kegiatan ini. Aku sangat antusias sekali untuk bisa mengikuti JGH 2015 ini, karena apa ? Aku memandang kedepan, sebab Siak adalah negeri yang kaya. Tetapi Generasi nya tidak merubah pola pikirnya bagaimana Siak dimasa depan.

            Apalagi sejak 2014 Riau dan Siak khususnya diselimuti oleh kabut asap tebal saat Karhutla. Hal ini pun sesuaii dengan visi Green Generation sebagai pelaksana JGH 2015. “Mewujudkan Generasi Muda yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan”. Salah satu alasannya yaitu Siak sejak 2012, 2013, 2014, 2015 telah ditetapkan sebagai Kab/Kota Terbersih Se-Riau, Pulau Sumatera serta peraih Adiwiyata Nasional bidang lingkungan.

            Tetapi, polisi lingkungan dikotaku hanyalah pahlawan lingkungan yang tiap hari bekerja untuk mengurusi kebersihan dan keindahan lingkungan dari pukul 06.00-10.00 wib. Pegawai, Rakyat, bahkan Pelajar hanya menerima buah hasilnya yakni Kota Adiwiyata. Peran Generasi Muda Siak tidak ada sama sekali terbesit untuk terjun ke dunia lingkungan saat itu. Mulai dari beberapa alasan itulah, aku berjuang harus bisa terbang ke Balikpapan mengikuti kegiatan JGH 2015 .

            Berbagai perjuangan di Siak sampai akhir Mei tidak ada hasilnya, padahal aku juga telah pergi mengantarkan proposal bersama temanku yaitu Dina ke BLH.  Namun ya tetap saja tidak ada hasilnya. Oh iya aku baru teringat, bahwa dari Riau bukanlah aku sendiri terpillih. Ada 2 teman lainnya, yakni Willy Pradana berasal dari Indragiri Hilir dan Revina Amanda dari Pelalawan. Kami bukanlah kenal sekali pada kala itu bahkan sudah sangat kenal. Karena kami satu kepengurusan di Forum Anak Riau dan daerah kami. Jadi, aku sudah sangat kenal dengan mereka berdua.

            Mengingat jarak daerah kami sangat berjauhan dan hanya melewati via handphone, akhirnya kami janji untuk bertemu di Kota Pekanbaru saat liburan kenaikan kelas. Willy dikala itu sebagai pembuatan proposal pertama kami. Pertemuan kami saat itu di Kantor BPPPAKB Provinsi Riau. Kantor ini bukanlah asing bagi kami, karena telah sering keluar masuk dan kenal dengan segala pegawai didalamnya. Kami menceritakan semuanya kepada pembina Forum Anak Riau bang Rizki dan Bunda Sri sebagai Kabid PA.

            Kami mendapatkan saran ini itu untuk mengantarkan proposal kemana saja, lalu kami memulai perjuangan di Ibukota Provinsi yang kaya dengan hasil alamnya ini. Kami memulai print dan jilid proposal sekitar 30an bandel di toko didepan Kantor BP3AKB Riau. Kami iuran dikala itu hehe padahal bawa uang pas-pasan. Setelahnya kami kembali keruangan PA unttuk berpamitan. Kabid PA saat itu memberikan kami uang 100.000 , alhamdulillah pikirku. Dengan mengucapkan Bismillah, aku, willy dan manda memulai melangkahkan kaki keluar ruangan.Tujuan kami pertama kali yaitu Kantor Gubernur Riau.

            Kami hanya jalan kaki dibawah teriknya panas matahari menuju tempat tujuan. Ketika memasuki ruangan Kantor Gubernur, Pak Gubernur saat itu tidak ada. Padahal kami sangat berharap untuk bisa menceritakan semua perjuangan kami ini. Lalu kami pergi ke biro keuangan dan umum. Disana kami menjumpai ibu-ibu yang berkerja sebagai bidang PA dan KB. Dan hasilpun tidak ada, malah kami diceramahi karena anggaran sudah tidak ada lagi untuk kegiatan yang bersifat NGO. Kamipun keluar dan pergi ke beberapa kantor perusahaan dan dinas-dinas. Bermodalkan uang 100.000 tadi kami makan bertiga dan saling curhat akankah kami dapat untuk mengikuti kegiatan ini ?



Gambar : Pemandangan Permasalahn Lingkungan yang ada di Kota Siak

            Lalu kami pulang ke daerah masing-masing, sebulan setelahnya kami juga belum dapat kabar dari Provinsi. Aku pun saat itu sedang bermain ke turap, tepian dari Sungai Siak. Sambil menatap air sungai itu dalam-dalam, dan membayangi panjangnya pipa aliran minyak, terbentang luasnya perkebunan kelapa sawit, lahan batu bara dan emas. Serta sambil melihat Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah sangat megah yang berdiri gagah di atas Sungai Jantan. Aku pun sempat termenung dan terpikir lalu mengucapkan perkataan yang sangat pelan tetapi memang keluar dari lubuk hati yang sangat dalam.

            “Betapa susahnya birokrat pemerintah di Singgasana Provinsi ini, Riau padahal negeri yang kaya raya, tetapi sampai saat ini Provinsi tidak juga membantu aku, willy dan manda. Padahal kami telah mengahrumakan nama Provinsi ini dikancah nasional di beberapa event. Tidak adakah reward bagi anak negeri ini untuk bisa berkarya dan mengukir prestasi lagi untuk negeri ini ? Sungguh sangat disayangkan, mungkin hanya akan menerima namanya saja harum padahal tidak memperjuangkan hak-hak anak.”

            Aku pun menanamkan niat didiri ini jika kelak akan menjadi Gubernur untuk akan memprioritaskan Kerja Nyata dan Kebersamaan bagi Provinsi ini bukan hanya menghambur-hamburkan uang. Allah pun mungkin mendengar doa aku. Ketika Juli akhir, aku kembali terpilih untuk menjadi peserta LO KAI 2015. Ketika persiapan, ada juga penilaian KLA dari KPPPA RI ke Siak. Setelah itu, namaku mungkin terdengar juga di kementerian sana. Dan pihak penilai KLA bersama Pembina Forum Anak dan BP3AKB Siak saat bertemu Bupati Siak membicarakan bahwa aku lolos kegiatan dan terkendala akan dana.

            Beberapa hari selang itu aku di sms langsung oleh Bupati Siak untuk dapat bertemu dengan beliau. Aku pun besoknya ke rumah dinas Bupati Siak, sendiri saja. Bertemu dan berbicara langsung dengan orang nomor satu di Kabupaten ini, Pak Syamsuar kami memanggilnya mungkin sangat sulit bagi orang lain. Tetapi aku sudah sering, dan kali ini beliau menyuruh aku berbicara mengapa sangat antusias sekali untuk bisa mengikuti kegiatan ini. Aku pun angkat suara dan berbicara semua alasannya tadi. Beliau sangat ramah kepada semua orang terutama anak-anak maka tidak salah program KLA diraih oleh Siak karena pemimpinnya sangat peduli terhadap perkembangan kemajuan SDM Siak yang berkualitas. Beliaupun tersenyum dan berkata bahwa sangat bangga mempunyai anak Siak yang sangat peduli terhadap negeri ini untuk masa depan. Dan ketika itu pula aku diberikan amplop didalamnya berisikan uang.

            Alhamdulillah aku pun bisa mengikuti kegiatan ini, ketika diperjalanan betapa sangat senang sekali hati ini. Diperjalanan pulang aku melewati Istana megah yang masih berdiri kokoh. Aku pun kembali berkata, bahwa aku akan berjanji untuk menepati janjiku untuk Siak dan Riau ini dimasa depan, aku akan berusaha mengembalikan kebangkitan Siak dan Riau, berawal dari kekuatan titisan sejarah. Salah satunya pada kerja nyata sepulang dari kegiatan JGH 2015 yaitu mengajak pelajar siak untuk terjun ke dunia lingkungan. Betapa senangnya hati ini menceritakan perjuangan pahit yang mebuahkan hasil manis ke orang tua, keluarga, guru, dan teman-teman.

            Tetapi aku masih galau, karena manda dan willy tak ada kabar bisa atau tidak berangkat karena belum ada dukungan dari berbagai pihak. Selang beberapa hari willy memberikan kabar bahwa dia memang tidak mengikuti kegiatan ini disebabkan dana tidak ada. Manda ketika itu, memberikan kabar bahwa dia bisa berangkat dibiayai dari sekolah. Aku pun dan manda saling memberi semangat kepada willy supaya tidak bersedih hati dan tetap semangat untuk berkarya!! Perjuangan aku bersama willy dan manda tidak bisa aku lupakan.

            Akupun dan manda pergi ke Balikpapan untuk mengikuti kegiatan perdana JGH 2015 . Kegiatan ini merupakan kegiatan yang mempertemukan pelajar terbaik dari seluruh Indonesia untuk dapat berkolaborasi dan berAKSI nyata bagi lingkungan Indonesia. Banyak sekali pelajaran yang aku dapati ketika kegiatan berlangsung 19-23 Agustus 2015. Teman-teman peserta kegiatan dan panitia yang tak dapat satu persatu aku sebutkan. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan. Terimakasih JGH dan Green Generation, karena mengajarkanku akan kerja nyata dan kebersamaan.



Gambar : Peserta Jambore Genersai Hijau 2015 pada Green Generation Awards 2015

 

Memancang Tapak Mengangkat Marwah

Membawa bekal ilmu dan pengalaman manis ke kampung halaman meruapakan kado yang sangat berharga. Ketika pulang akupun kembali bertemu Bupati Siak untuk beraudiensi mengenai apa saja yang aku dapati dari kegiatan dan rencana selanjutnya.

Gambar : Toni melakukan pertemuan dengan Bupati Siak

 

Dan ketika sudah pulang, aku pun tidak tinggal diam. Aku akan menepati janjiku untuk membentuk Green Generation Siak. Awal september 2015 adalah awal perjuangan di GG. Aku mengajak teman-teman terdekat, teman kelas, sekolah dan organisasi untuk bersama-sama menggagas ini. 1 September pun sebagai hari dimana kami bersama-sama memulai tonggak awal GG Siak. Bersama Dina, Sulhan, Ica, Restu, Ridho, Farah, Nabila, Rahmanisa, Fenty, Aulia, dan lainnya yang tak dapat aku sebutkan satu persatu nama kalian. Aku sangat berterima kasih kepada kalian semua sehingga kita dapat memulai GG Siak ini sampai masa yang akan datang.

            Program demi program aku jalankan bersama temman-teman. Mulai dari keluar masuk dan tidak keaktifan anggota, yang menimbulkan aku patah semangat badai terjang yang harus aku lalui, suka duka yang aku rasakan. Mungkin kak pandu sebagai presiden GG masih ingat ketika aku menghubunginya bahwa aku tidak sanggup mengurus ini lagi. Seketika iu pula dukungan dari berbagai pihak banyak datang, aku harus bisa! Aku pun mengingat kembali janjiku untuk Siak ini.

            Namun, GG Siak ini butuh ketegasan nahkodanya, dan nahkoda itu adalah aku. Maka setiap saat mengambil keputusan atau kebijakan, selain benar-benar berdasarkan hasil kajian, aku menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Semata-mata niatku adalah ingin membawa perubahan bagi generasi muda Siak ini. Kepercayaan mereka saat bergabung denganku untuk membentuk GG Siak adalah amanah yang harus aku tunaikan.


Gambar : Logo Green Generation Kabupaten Siak

 

            Mengingat lirik dari lagu ‘Lancang Kuning’, aku tak ingin kapal yang aku layarkan saat malam ini tenggelam. Aku harus layarkan perahu kami ini, menuju lautan dalam yang luas. Agar kapal bernma Green Generation Siak ini tetap bisa berlayar, berniaga dan kembali ke dermaga dengan membawa keberhasilan bagi Siak. Itulah janjiku untuk Siak. Mungkin aku hanya meletakkan setapak sejarah saja untuk Siak, tapi yang setapak ini semoga bisa menjadi pintu kesejahteraan dikemudian hari nantinya, Aamin.



Gambar : Toni dan Delegasi JGH Riau memberikan sertifikat JGH Kepada Pemerintah Provinsi Riau

 

            Ketika Oktober 2015 akupun bertemu kembali bersama manda di Pekanbaru ketika penganugerahan Anak Berprestasi Riau 2014/2015. Aku pun berdialog sama manda apa yang ingin kami lakukan kedepan. Manda sangat khawatir karena takut tidak bisa membentuk GG di Pelalawan dengan sebaik-baiknya. Aku pun memberi semangat kepadanya! Selalu ada jalan jika kita berusaha. Dan lagi-lagi respon dari pihak provinsi pun tidak ada, padahal kami ingin berkarya untuk Negeri tercinta kedepannya. Tapi tak pelak, semoga allah saja yang membalasnya.

 



Gambar : Green Generation Siak Turun Tangan Mengkampanyekan Isu Asap dan mengajak masyarakat menggunakan Masker

Gambar : Green Generation Siak dalam kegiatan Gembol “Gerakan Membawa Botol Minum”

 

Beberapa kegiatan yang aku lakukan saat awal-awal yaitu menyusun proker, sturktur, dan menjalankan proker, dll. Seperti Gerakan Siak Melawan Asap, Gembol, Gerakan Siak Hijau, Sosialisasi ke sekolah-sekolah,dsb. Dan lagilagi itu semua mengalami banyak rintangan. Tetapi kebersamaan bersama teman-teman GG Siak tak ada habisnya, bersama mereka aku bahagia. Bersama mereka kami saling curhat, dan saling menginspirasi.


Gambar : Peringatan Hari Ozon bersama Green Generation Siak

 

            Pernah suatu hari, pada November saat itu adalah Gerakan Siak Hijau pertama kali yang akan kami lakukan di Kota Siak. Rencana kegiatan ini sudah sejak sebulan sebelumnya, namun saat itu aku memang berhalangan hadir karena mendadak mengikuti seleksi MTQ Nasional di Pekanbaru. Namun, semangat teman-teman memberikanku kebahagiaan. Dengan kesederhanaan mereka melaksanakan kegiatan itu. Rupanya kegiatan itu masuk ke berbagai surat kabar, media, dll. Bukan hanya kegiatan itu saja, rupanya gaung GG Siak sudah terpublikasi sejak awal kami membentuknya.

 



Gambar : Green Generation Siak Melakukan Kampanye Lingkungan disekitar wilayah Kerajaan Siak

 

            Aku pun dan teman-teman GG Siak keluar masuk kantor dan sering kali menemui pejabat daerah di negeri ini untuk membicarakan bagaimana kelanjutan GG Siak dimasa depan ? Banyak sekali respon positif dan dukungan kepadaku. Dan tanpa sengaja Bunda Meity salah satu pembina GG dari Balikpapan ada kunker di Pekanbaru. Aku pun menemui beliau . Berbicara perkembangan GG Siak dan apa yang telah aku lakukan di Siak. Bukan hanya aku bicara ke beliau namun aku menjadi sepaker juga saat Rapat Kerja Acara tersebut di Hotel Mutara Merdeka, Banyak sekali pejabat provinsi yang hadir dan pengusaha saat itu. Dan lagi-lagi aku ambil kesempatan ke media kabar bahwa Pejabat Provinsi harus dengar suara anak negeri ini.



Gambar : Green Generation Siak Menerima Kunjungan Kak Pandu Dharma Wicaksono Presiden Green Generation Indonesia

 

            Lalu aku mengajak Bunda Meity ke Siak, bukan hanya beliau tetapi kak Pandu juga perdana ke Siak. Aku pun menghubungi Bupati semoga bisa membantu kami supaya beliau dapat beraudiensi langsung bersama anak GG Siak dan Inisiator serta Pembina GG di Tanah Air ini. Bukan hanya itu, Bupati memfasilitasi segala apa yang kami butuhkan jika kami memberi kabar kepada beliau. Sayangnya, Bupati ketika itu keluar kota dan diwakili oleh Kadis Pariwisata. Tak apalah, sudah bersyukur bisa didengar partisipasi ini.

Desember 2015 dilantiklah kepengurusan GG Siak dengan persiapan yang sangat matang. Dan sangat bersyukur juga Pemda bisa memfasilitasi kami kembali. Tetapi, yang melantik tidak jadi Bupati Siak langsung melainkan diwakilkan kepada Sekda Kab.Siak dikarenakan lagi-lagi keluar kota. Padahal aku berharap Bupati Siak langsung yang melantik aku dan teman-teman sebagai kado perjuangan pahitku. Tapi tak apalah, sudah bersyukur lagi aku kepada-Nya.

Gambar : Pelantikan Green Generation Kabupaten Siak olek Sekretaris Daerah Kabupaten SIak

 

            Ketika pelantikan diselingi juga kegiatan konservasi alam bagi anak GG Siak oleh BKSDA Riau. Dan dihadiri juga oleh perwakilan dari Green Generation Indonesia yaitu Kak Chesa dari Medan.

            Ketika awal 2016 pun aku dan teman-teman vakum kegiatan, lantaran kebanyakan dari kami adalah siswa kelas 3 smp dan 3 sma. Jadi fokus ke sekolah, tetapi setelah pulang sekolah aku juga mencuri waktu untuk dapat berkumpul bersama teman-teman. Namaku juga semakin tersohor dikala itu di sekolah maupun daerah. Sebab ketika rapat awal Siak Green City yang merupakan salah satu indikator pembentukan Kabupaten Hijau adalah dari adanya GG Siak dan Kegiatan Gerakan Siak Hijau maupun rapat-rapat lainnya yang berkaitan kepemudaan dan anak, aku tak pernah absen diundang oleh Bupati langsung.

 

Akhir Manis dari Sebuah Perjuangan


Gambar : Green Generation Siak bersama Perangkat Daerah Kabupaten SIak

 

            Banyak yang menganggap aku dan organisasi yang aku pimpin sebagai anak emas Bupati Siak. Dibalik itu semua, bukan hanya aku saja mungkin tetapi masyarakat siak lainnya juga sangat mendukung Bupati Siak Pak Syamsuar. Karena beliau sebagai pemimpin yang merakyat dan programnya yang nyata. Maka, siapa sangka Siak dapat lebih maju dari Kab/Kota lainnya di Riau di Usia Siak yang masih sekitar 17 tahun sejak 1999.

            Program terbaru pemerintahpun kami kolaborasikan yaitu One Soul One Tree. 2016 pun tahun keberkahan bagi Siak, betapa tidak hanya Siak satu-satunya di Riau yang mendapatkan Adipura. Penganugerahan bergengsi bidang lingkungan itu. Dan satu lagi, Siak ditetapkan sebagai Daerah tempat dilaksanakannya Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tingkat Nasional Tahun 2016. Baru kali ini kegiatan tersebut dilaksanakan diluar istana negara dan siak mendapatkan kehormatan bagi negara, ‘Generasi Siak bergerak, Siak bersorak’ .

            Persiapan demi persiapan dilaksanakan dengan matang, aku pun ikut andil dalam hal itu bersama teman-teman Green Generation Siak. Lagi-lagi teman dilain organisasi dan komunitas banyak membicarakan bahwa aku dan GG Siak adalah anak emasnya Bupati. Kegiatan Hari Lingkugan Hidup tersebut, aku dan teman-teman GG ikut dalam sarasehan bersama segala tamu, kepala daerah, menteri KLHK saat pembukaan, penanaman pohon, dialog, dll. Nama GG Siak pun bergema di provinsi maupun nasional.

Gambar : Green Generation Siak Bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

Kegiatan pun selesai, tiba-tiba aku dihubungi nomor yang tidak aku kenal dari GG Indonesia. Beliau mewawancarai aku ini itu. Aku tidak kenal suaranya, selang beberapa bulan namaku muncul di Instagram @GreenGnrId sebagai Pengurus GG Indonesia, Koordinator Pulau Sumatera. Aku pun bersyukur sekali dan berterima kasih karena dapat bergabung dan belajar bersama kakak kakak GG Indoensia yang hebat hebat.

Gambar : Pengumuman Istana Green Generation Indonesia

 

            Ketika Juli 2016, aku pun galau karena memikirkan GG Siak dan beberapa organisasi yang aku ikuti. Dikarenakan sebulan lagi aku akan meninggalkan kampung halaman untuk pergi merantau menuntut ilmu ke Semarang. Bagaimana nasib GG Siak kedepannya ? Akankah mengalami kenaikan atau sebaliknya? Tapi, aku yakin wakilku saat itu walaupun perempuan sebut saja namanya Fenti. Dia pasti bisa menjadi nahkoda GG Siak sampai saat pegantian kepengurusan di tahun 2018.

            Bismillah, aku pun meninggalkan Negeri Istana dan Bumi Lancang Kuning dengan berat hati. Di rantau orang pun tidak seenak di tanah sendiri ‘Because the best place in the world is your hometown’. Aku sangat merindukan sekali suasana Siak, keluarga dan teman-teman. Tetapi aku harus kuat menghadapai godaan kerinduaan itu. Aku harus fokus kuliah setelah itu kembali ke Riau dan membangun Siak serta Riau menjadi lebih baik lagi.

            Ketika JGH 2016, aku kembal mengikutinya sebagai panitia. Anak dari Siak dan Riau meningkat banyak di 2016 yaitu 8 orang. Aku sangat senang bisa bertemu adik-adik hebatku dari Riau di negeri orang, semoga mereka bisa meneruskan perjuanganku. Ketika Green Generation Award 2016, Alhamdulillah GG Siak mendapatkan Pandawa Kencana. Sungguh sangat menyenangkan, aku bersyukur, nama Siak bergema di penjuru Tanah Air sebab hasil pasti tidak akan mengkhianati prosesnya.

 

Siak Ini Milik Kita

            Diakhir cerita ini, aku sangat berterima kasih kepada orang tua, keluarga, sekolah, teman-teman seperjuangan GG Siak, Pembina GG Siak, teman-teman GG Indonesia, Pemkab Siak, dan seluruh pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu namanya karena telah membantu aku hingga bisa seperti ini. Semoga kita dapat bertemu kembali dan dapat merasakan kebersamaan lagi.

            Aku sangat berharap Semoga Green Generation Siak terus berlayar, Siak ini milik kita! Siapa yang akan membawa perubahan bagi Siak kalau bukan kita ? Kapan lagi kalau bukan kita! Apa yang aku perjuangkan semuanya untuk Siak, selama 17 tahun sejak Siak menjadi kabupaten, sudah tertanam didalam hatiku bahwa aku harus mampu mengangkat harkat dan martabat negeriku. Aku harus bisa membangkitkan kembali Siak sebagai pelunasan hutang pada sejarah, mengembalikan warisan Raja Siak bagi generasi Siak saat ini, esok ataupun yang akan datang.

            Meskipun aku jauh, aku tak pernah lupa berdoa untuk negeriku. Generasi siak harus menjadi agen pembangunan siak kedepan, harus menjadi pelaku pembangunan Siak, Kita tidak boleh menjadi penonton dan untuk itu ‘Tuntutlah Ilmu’, inilah saatnya. Jadilah ilmuwan yang beriman dan bertaqwa. Bangkitlah negeriku, berbuatlah untuk negerimu walaupun hanya sebuah biji sawi. Semoga Allah meridhoi usaha kita. Aamiin