KUIKUTI TAKDIRKU
Diah Anggraini
(Bendahara Green Generation Indonesia / Ketua Green Generation Balikpapan 2016-2018)
Diah, atau lengkapnya Diah Anggraini tapi lebih sering di panggil queen (ratu) ya karna sifatnya yang seperti ratu, Diah adalah perempuan cerewet, keras kepala, tetapi murah senyum dan baik hati. Diah yang lahir di Balikpapan, 6 Juli 2000 di dalam keluarga yang sangat sederhana serta tinggal di pelosok perkampungan nelayan yang biasa terdengar hembusan angin kencang dan suara pesawat terbang yang sering mendadak nyaring, yaa maklum saja karena rumah Diah pas dibelakang pagar bandara udara sepinggan Balikpapan. Diah anak ke 2 dari 3 bersaudara dan anak yang paling susah diatur dari saudaranya yang lain. Karena Diah anak ditengah jadi Diah harus lebih dewasa dan bijaksana dalam pola pikir dan juga dalam menyikapi masalah dalam segala hal, kemudian mempunyai bertanggung jawab yang tinggi, dan mempunyai cita-cita atau harapan untuk mendapatkan suatu target yang kita inginkan yaitu menjadi seorang yang bermanfaat untuk pembawa berkah kepada semua orang serta sukses di dunia maupun di akhirat.
Diah dulu bersekolah di TK Ekadyasa yaitu TK yang terletak di Perumahan Angkasapura yang tak jauh dari tempat tinggalnya, 2 tahun Diah bersekolah di TK tersebut selanjutnya Diah melanjutkan pendidikannya ditingkat Sekolah Dasar (SD) di SDN 018 Kecamatan Balikpapan Selatan, yang letaknya di daerah pelosok perkampungan di Kota Balikpapan yang tak jauh juga dari tempat tinggalnya, enam tahun Diah bersekolah di SD tersebut serta aktif dalam setiap kegiatan perlombaan mulai dari cerdas cermat lingkungan hidup, olimpiade sains serta pernah juga mengikuti lomba yang berbau islami, selain lomba Diah juga aktif dalam kegiatan ekskul di SD tersebut.
Setelah lulus dan mendapatkan nilai yang cukup memuaskan akhirnya Diah melanjutkan ke SMPN 5 Balikpapan di pelosok perkampungan yang masih sedinding perbatasan dengan SD terdahulunya ya tentu letaknya juga tidak jauh dari tempat tinggalnya sehingga selama Diah menempuh pendidikan mulai dari TK, SD serta SMP dia tidak pernah mengeluh untuk berjalan kaki setiap harinya untuk menuntut ilmu. Tiga tahun Diah belajar disana dan tiga tahun juga Diah selalu menduduki kelas favorit pertama di SMPN 5 dan masa SMP inilah yang mengisahkan banyak kenangan dan pengalaman berharga dalam memulai dunia perorganisasian.
Mulai kelas 1 SMP Diah masih saja aktif dalam mengikuti berbagai perlombaan dibidang akademik dan non akademik terkhusus dibidang kesehatan dikarenakan Diah sering juara di bidang kesehatan seperti juara 1 lomba cerdas cermat, juara umum team terbaik, juara 1 presentase KSTR (Kawasan Sehat Tanpa Rokok), dan masih banyak lagi juara dan prestasi yang diraih oleh Diah untuk sekolahnya, sehingga Diah mendapatkan amanah untuk menjadi Ketua Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolahnya.
Di kelas 2 SMP inilah Diah memulai perorganisasi yang diawali dengan kecemburuan akibat dirinya yang tidak dapat merealisasikan mimpinya sejak SD yaitu menjadi Ketua Osis, tentu saja Diah tidak bisa menjadi ketua osis dikarenakan Diah memang tidak minat bergabung dalam Osis Di SMPN 5 jadi Diah menganggap Ketua Osis itu hanya ada di Imajinasinya saja.
Beberapa selang waktu kemudian Reyhan Fahreza yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Osis SMPN 5 dan Reyhan juga merupakan salah satu teman seperjuangannya Diah. Tiba-tiba Reyhan menawarkan kepada Diah untuk mengikuti kegiatan menanam mangrove didaerah Graha Indah yang diadakan oleh Green Generation Balikpapan, dengan sifat masa bodohnya Diah menolak karena Diah berfikir Reyhan hanya bercanda dan Diah berfikir “Halah, Green Generation itu apaansih paling anak-anak yang sok peduli terhadap lingkungan biar pencitraan aja’’, tetapi setelah berdiskusi dan melakukan beberapa perdebatan serta memikirkan beberapa pertimbangan akhirnya Diah memutuskan untuk memebentuk yang namanya GREEN GENERATION di SMPN 5 Balikpapan pada tanggal 26 Maret 2013. Dan pada hari itu juga Diah dengan beberapa sahabatnya seperti Ziada, Reyhan, Cahya, Dan Ayu untuk mengadakan rapat menentukan bagaimana mekanisme kepengurusannya tanpa ada pengarahan dari siapapun dan tanpa ada kami meminta izin kepada kepala sekolah atau guru Diah dan sahabatnya langsung memutuskan untuk mengambil setiap perwakilan pengurus kelas wajib mengikuti Green Generation. Setelah kami mendapatkan beberapa nama langsung kami rapat besar untuk menetukan kepengurusan sehinggan terpilihnya Diah sebagai Ketua GG SMPN5, Ziada Sekretaris, serta Cahya bendaharanya dan beberapa nama dan divisi kepengurusan lainnya.
Kemudian, Diah memutuskan untuk berdiskusi dengan kepalah sekolah dan guru yang sangat mendukung gerakan dari Green Generation ini ya itu Bapak Sutarman dan Bapak Riyanto Petrus yang pada saat itu menjadi Pembina dari Green Generation SMP Negeri 5 Balikpapan, ya walaupun tidak semua guru mendukung adanya Green Generation tetapi itu bukan merupakan hambatan untuk Diah dan teamnya untuk tetap bergerak untuk peduli terhadap lingkungan serta mendukung program sekolah sehingga SMPN 5 mendapatkan adiwiyata. Jujur sebenarnya Diah buta tuli terhadap Green Generation pengetahuan tentang Green Generation sama sekali tidak ada maka dari itu Diah dan teamnnya berinisiatif untuk mendatangkan Green Generation Kota Balikpapan ke SMPN 5 untuk mensosialisasikan secara lengkap perihal Green Generation. Pada saat itu juga Diah mengenal lebih jelas dengan sosok yang bernama Pandu Dharma Wicaksono, ya walaupun itu bukan pertama kalinya dia melihat langsung ka Pandu, karena Diah pertama kali melihat ka Pandu di pesta rakyat acara ulang tahun kota Balikpapan yang pada saat itu ka Pandu sedang mengkampanyekan tentang Lingkungan Hidup . Tak bermusuhan serta konflikpun terjadi sampai pada akhirnya Diah melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Balikpapan sekolah favorit di Balikpapan yaitu sekolah yang sangat diimpikan oleh Diah sejak masih duduk dibangku sekolah dasar, ya salah satu hal yang membantu Diah sehingga diterima di SMAN 1 yaitu Green Generation mengapa demikian, sesungguhnya Diah udah di terima di SMAN 4 balikpapan tetapi karna Green Generation semua itu bisa berubah, yaa memang sangat ajaib seperti mimpi, namun semua itu adalah takdir yang udah tercipta.
Kita semua terpencar diberbagai sekolah tetapi tidak menutup kemungkinan kita berpisah, Adi Ramaulana bersekolah di SMK Negeri 1 Balikpapan, Reyhan Fahreza bersekolah di SMA Negeri 5 Balikpapan, dan Ziada bersekolah di SMA Negeri 1 Balikpapan bersama Diah, mereka bertiga lah orang-orang yang membantu Diah dalam melewati berbagai rintangan dimasa-masa duduk dibangku SMP, mereka orang-orang yang sangat luar biasa dan hebat.
Di SMAN 1 diah kembali mengikuti Green Generation sebagi eksul yang dia pilih, namun rasa itu berbeda tidak seperti rasa kekeluargaan yang sangat hangat pada masa SMP, tapi Diah tetap mejalaninya mengikuti alur yang ada. Walaupun Diah hanya termasuk anggota Green Generation SMANSA tetapi Diah selalu membantu dalam setiap kegiatan Green Generation Kota Balikpapan, tetapi Diah juga masih aktif di Forum Anak Balikpapan. Seiring berjalnnya waktu Diah memilih untuk kembali ke Green Generation entah mengapa apa yang membuat dia ingin kembali bersama Green Generation hubungan Diah dengan Green Generation semakin erat disaat 2015 Diah kembali menjadi salah satu panitia Green Generation Awards 2015 serta Jambore Generasi Hijau 2015 banyak sekali pengalaman yang bisa diambil dari kegiatan tersebut sehingga semakin sulit untuk Diah meninggalkan Green Generation, hal ini merupakan hal yang baru dalam seumur hidupnya Diah menjadi panitia acara nasional dan merupakan suatu kerhomatan yang tak ternila harganya, dari acara Jambore Generasi Hijau 2015 Diah bertemu dengan banyak sekali orang-orang baru yang sangat luar biasa, JGH 2015 yang mempertemukan Diah dengan pengurus Green Generation Indonesia yang sangat friendly banget serta bersama merekalah tercipta katakata panggilan ‘’Haji’’, dan ada salah satu kejadian dari acara Jambore Generasi Hijau 2015 yang sulit untuk dilupakan yaitu pada malam tanggal 21 Agustu 2015 kita memiliki rencana seluruh panitia dan peserta JGH untuk memberikan surprise ulang tahun kepada presiden GG kita ya itu ka pandu,nah pada saat itu Diah menjadi tersangka dalam drama itu karna diah telah menghilangkan uang tiket hasil penjualan GGA 2015 dan kelalaiannya seingga salah satu anak asuh JGH dari diah yang berasal dari semarang kehilangan uang yaa diah kira semua hanya bercandaan tapi lama kelamaan drama itu seolah olah semakin nyata dan diah merasa disudutkan dengan suasana peserta JGH yang juga semakin ribet dan memanas dan akhirnya ka Pandu memutuskan untuk mengumpulkan seluruh panitia dan pada saat evaluasi kegiatan Diah kira ka Pandu akan marah besar dan menuduh diah dengan cacian dan maki yang menyelekit di hati tetapi semua itu salah ka pandu malah menggantikan semuanya dengan uang pribadinya hal itu yang membuat Diah terkejut dan berfikir masih ada yaa ternyata orang seperti ini percaya sama orang yang jujur hehe, maka dari itu Diah yakin bahwa kepercayaan itu sangat mahal harganya. tapi semua itu hanya drma dan surprise ulang tahunpun berhasil pas pada tanggal 22 Agustus 2015 sekaligus ulang tahun GG juga dan hal yang juga tidak Diah lupakan yaitu ketinggal salah satu anak asuh JGH dari Diah yang berasal dari Jogja karena kebetulan Diah juga sebagai LO peserta.
Pada saat itu seluruh peserta JGH ikut gladi bersih untuk persiapan malam penganugrahan Green Generation Awards 2015 setelah selesai gladi salah satu anak asuh JGH dari Diah ternyata ketinggal di tempat acara yaitu gedung kesenian, setelah selesai gladi bersih seluruh peserta JGH harus balik kembali ketempat penginapan yaitu di venue dayung km.12 untuk bersiap-siap untuk malam hari tentu saja diah langsung panik ketika mendapatkan kabar bahwa salah satu anak asuhnya tertinggal di gedung kesenian dan diah berinisiatif untuk membawakan kopernya ke gedung kesenian Balikpapan dan sesampainya disana anak asuh JGH dari Diah yang berasal dari Jogja menangis sendirian dikamar mandi, tentu rasa bersalah yang sangat mendalam bagi Diah pada saat itu karena kelalaiannyayang berdampak kepada orang lain . Akhirnya semua rangkaian acara berakhir pada malam puncaknya seperti biasa yaitu malam Green Generation Awards 2015 yang spektakuler, keesokan harinya pun semua peserta balik kembali ke kota mereka masing-masing.
Beberapa minggu kemudian, timbullah beberapa konflik dari berbagai orang-oarang disekeliling Diah dan Adi yang beranggapan mereka berdua terlalu banyak menghabiskan waktu selalu bersama green generation namun, semua itu berbanding terbalik dengan teman-teman Diah yang dulu dekat sekali dengan Green Generation namun semua perlahan-lahan menghilang dan memilih untuk mengeksiskan diri dengan terobsesi dengan berbagai ajang model serta ajang bergengsi lainnya, sempat beberapa kali Diah dan Adi selalu dihasut oleh teman-temannya untuk meninggalkan Green Generation tetapi sifat keras kepalanya mulai berfungsi untuk tetap bersama Green Generation, berbagai rintangan dan berbagai kecemburuan social mulai muncul disaat Diah dan sahabatnya Adi terpilih menjadi salah satu bagian pengurus Green Generation Indonesia yaitu menjadi pengembangan Koordinator Wilayah Kalimantan dan merangkap sebagai Staff Khusus Kepresidenan hal ini lah salah satu yang membuat hubungan Diah, Adi, dan Ka Pandu semakin dekat, disaat itu pula orang-orang disekitar Diah dan Adi berusaha untuk menjauhi mereka secara perlahan. Mereka mulai menggunakan berbagai cara untuk menciptakan konflik yang bisa membuat Diah dan sahabatnya merasa tidak nyaman berada di Green Generation. Namun, seiring berjalannya waktu Diah dan sahabatnya mampu bertahan dari berbagai hambatan dan masalah yang terjadi karena niat dan jiwanya yang telah menyatu dengan alam. Setelah itu Diah tetap berjalan mengikuti alur yang ada dengan tetap aktif di berbagai kegiatan. Diah dan Adipun bingung mereka selalu bertanya-tanya dalam hati yang selalu menghantui mengapa mereka bisa nyaman dan bertahan bersama Green Generation, Apa alasan yang membuat mereka nyaman dan bertahan, dan menurut Diah jawaban itu semua adalah takdir yang membawa Diah dan Adi bersama mereka yaitu keluarga besar Green Generation.
2016 Diah Anggraini terpilih sebagi ketua Green Generation Kota Balikpapan, ya pada saat SMP diah pernah berkata kepada sahabatnya ziada ‘’adaikan aku menjadi ketua GG BPN seperti apa yaa’’ tapi diah mengaggap itu hanya bercandaan yang difikir tidak akan pernah terjadi, namun 2016 semua perkataan itu terjawab oleh takdir, entah hal apa yang membuat dia bisa terpilih menjadi Ketua GG BPN periode 2016-2018. Dan Pada 2016 inilah Diah di anggkat sebagai Bendahara Green Generation Indonesia. Diah semakin bimbang diah merasa dia tidak layak untuk mendapatkan amanah itu, apalagi diah akan tau perihal orang-orang diluar yang akan terus menjatuhkan mental diah, namun tidak dengan orang-orang terdekatnya diah yang selalu memberikan semangat dan dukungan positif yang membuat dia yakin dan bangkit untuk berfikir bahwa dia mampu untuk melakukan ini semua untuk Green Generation di Kota Balikpapan dan Green Generation Indonesia.
Seiiring berjalannya waktu kegiatan demi kegiatan dilakukan oleh Diah dari yang pertama kali yaitu Beserangan Camp (Bersih, Sehat, Ramah Lingkungan) bertempat di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Manggar, yaa ini merupakan hal baru untuk Diah karna harus bermalam bersama teman-teman GG Sekolah ditempat yang menurut orang itu menjijikan dan sangat mustahil untuk orang berminat untuk menginap disana, tapi tidak untuk Diah dan GG sekolah yang sangat senang dan bangga karna merekalah orang yang pertama kali memberanikan diri untuk menginap ditempat seperti itu, banyak orang berbicara TPA loh bau, jorok, dan hal yang negative lainnya, tetapi semua pandangan itu salah TPA Manggar merupakan TPA terbaik se-ASEAN. Setelah itu masih banyak lagi program-program yang dijalanin oleh Diah bersama teman-teman Green Generation se-kota Balikpapan, seperti salah satunya memperingati hari sampah pada tanggal 21 februari green generation Balikpapan mengadakan deklarasi sampah yang melibatkan 100 peserta dari GG sekolah yang menggunakan baju recycle,serta masih banyak sekali program-program yang dilakukan Diah dalam berbagai acara dan aksi nyata untuk perbuhan lingkungan dikota Balikpapan bersama Green Generation kota Balikpapan dan Green Generation Sekolah se-Kota Balikpapan, Namun selalu muncul pertanyaan setiap orang perihal dana acara yang digunakan dapatnya dari mana, jujur saja Green Generation tidak memiliki uang sama sekali, namun dengan niat dan tujuan yang baik maka keberuntungan serta kebaikkanpun akan berpihak ke kita, dengan mencari sponspor ke perusahaan yang memang sekiranya bisa membantu dan donator-donatur keliling untuk menambahkan serta jaga-jaga saja atau dengan menggunakan uang pribadi sukarela, dan ada lagi timbul pertanyaan yang sering kali diajukan oleh setiap orang kepada Diah yaitu, ‘’bagaimana bisa anak sekolah membuat acara pasti ini illegal ya’’, jadi gini setiap acara Green Generation Balikpapan selalu memiliki surat rekomendasi mulai dari acara berlangsung, tempat pelaksanaan, dll.
Beberapa bulan kemudian mulai mendekati kembali yang namanya Jambore Generasi Hijau 2016, kegiatan yang selalu membuat Diah khawatir apakah ini berhasil atau tidak apalagi Diah dipilih sebagai bendahara acara yang mengurusi keuangan JGH 2016, sunggu hal itu sangat mengejutkan buat diah karena hal itu hal baru yang pernah dia laukakan , dengan uang jumlah yang sangat sedikit diah harus memutar otaknya untuk uang yang diah pegang bisa berguna dengan pas sesuai kebutuhannya Beberapa kali Diah bersama Ka Pandu, Adi berserta Pembina GG Indonesia dan salah satu pengurus GG Indonesia yaitu ka gilang melakukan survey tempat ke Mamuju, Sulawesi Barat, bukan naik pesawat tetapi naik kapal Fery hal yang baru bagi Diah naik kapal Fery selama 18 jam tanpa ada sinyal sehingga tidak bisa untuk bermain alat komunikasi. Kita satu kapal dengan hewan ternak, sayur dan segala macam, dan memutuskan untuk sewa kamar ya bisa dibilang mewahlah walaupun agak mahal, tapi itu bukan apa apa yang penting kita bisa beristirahat dengan nyaman. Kami 4 hari di Mamuju. Dua orang teman kami sudah kembali pulang satu hari sebelumnya, kak pandu pun sudah harus berangkat ke Lombok karena ada acara Forum Anak Nasional. Tersisa hanya Diah dan Adi yang masih buta tuli akan Mamuju. Dan kami sangat bingung bagaimana cara kami pulang, kami punya rencana ingin ke kota Palu atau Makassar, tapi keinginan itu sirna, kami langsung beli tiket fery lagi untuk kembali pulang. dan Diah melihat ditasnya masih ada uang yang Diah fikir cukuplah untuk menyewakan kamar untuk dikapal nanti, kemudian Diah menawarkan Adi untuk memilih uang itu mau digunakan untuk membeli oleh-oleh atau menyewa kamar untuk dikapal dan Adi memilih untuk membelikan oleh-oleh dan bekal makanan untuk di kapal Fery nanti, mereka pun bergegas untuk membeli oleh-oleh dan akibat itu semua keberuntungan tidak memihak mereka, mereka datang terlambat dan kapal sudah penuh, mereka tidak mendapatkan tempat untuk beristirahat dengan nyaman. Akhirnya mereka membeli koran dan kardus bekas untuk tiduran di depan anjungan fery dengan hembusan angin kencang dan tanpa atap, ya mereka kehabisan uang untuk sewa kamar karna itu sudah pilihan mereka yang lebih memilih untuk membeli oleh-oleh, tiba tiba keberuntungan masih juga belum berpihak kepada mereka, hebusan angin malam hari yang semakin kencang dan deburan ombak pun semakin besar, firasat Diahpun semakin tidak mengenakan dan Diah langsung bergegas menuju mushola yang terdapat di kapal fery tersebut untuk melakukan sholat malam dan memohon perlindungan untuk selamat sampai tujuan, sehingga tiba tiba tanpa diduga hujanpun turun sangat deras sehingga semua barang mereka beterbangan diterpa angin kencang dan semua barang barang mereka basah. Dan yang masih menggunakan peralatan sholat(mukena) langsung bergegas lari untuk merapikan barang-barangnya yang pada saat itu ada Adi yang sudah menjaga barang-barang mereka. Hari semakin malam, hujan semakin deras mereka tidak mungkin bertahan di luar, perjalanan yang ditempuh selama 18 jam itu bukan waktu yang sebentar.
Mereka memutuskan untuk masuk ke dalam kapal Fery. Diah terkejut melihat suasana didalam kapal fery yang sangat terlihat begitu sesak dan penuh sekali seperti lautan mausia yang sedang beristirahat dan erring kali terdengar tangisan bayi yang nyaring secara bergantian. Bahkan mereka melangkah di sela sela orang tidur. Tak ada pilihan lain, barang barang mereka tinggalkan diluar terkena hujan badai. Mata dan tubuh mereka sudah tidak kuat bertahan untuk tidak beristirahat karena efek obat anti mabuk yang mereka minum. Adi coba turun ke bawah mencari tempat kosong, tiba tiba bau busuk tercium pekat, ternyata Adi melihat tumpukan besar daun kol dan bawang merah serta orang orang tidur diatas tumpukan itu, dan banyak sekali kambing yang bersuara ’’mbee..mbee“, sehingga Adi memutuskan untuk kembali, Diah dan Adi memilih untuk berisitirahat bersama orang orang ditengah jalan beberapa kali kaki dan pinggang Diah ditendang dan diinjak tetapi hal itu membuat Diah sadar betapa pentingnya arti kesabaran.
Sekian lamanya menunggu agar malam ini cepat berlalalu dan akhirnya mataharipun mulai bersinar begitu cerah Diah dan Adi hanya bisa duduk diam untuk menunggu kapal bersandar. semua orang beranjak dan bersiap siap. Dan akhirnya, Diah dan Adi hanya bisa bersyukur bisa tiba di Balikpapan dengan selamat. Yaaa itu merupakan survey Green Generation selama hidupnya Diah yang paling berharga dan memilki pengalam luar biasa dalam berbagai hal baru. Kedua kalinya Diah dan Ka Pandu bersma ka Rastra salah satu pengurus Green Generation Indonesia melakukan survey kembali ke mamuju dan menurut Diah perjalanan yang lebih baik daripada survey yang pertama pada saat pulang kami menggunakan pesawat dari Makassar hal itu yang membuat Diah pertamakalinya menginjakan kaki di tanah Sulawesi selatan itu. Beberapakali melakukan survey tetapi rintangan dan konflik selama proses menuju acara Jambore Generasi Hijau 2016 semakin memuncak.
Waktu bergulir begitu cepat dan Akhirnya Jambore Generasi Hijau 2016 dimulai bertempat di kawasan rumah adat Mamuju, Sulawesi Barat. Diikuti oleh kurang lebih 150 peserta nasional dan 200 peserta lokal (Sulawesi Barat). Diah bersama team dari Balikpapan serta team dari jogja bahkan dari medan yang juga datang ke Mamuju terlebih dahulu lebih cepat dari acara dimulai, semua panitia telah berkumpul tetapi persiapan dilapangan ternyata masih sama sekali minim banyak sekali hal-hal yang belum diurus dan konflikpun semakin memuncak disaat Diah diamanahkan sebagi PLT. Presiden GG Indonesia sementara sampai menunggu Ka Pandu datang dilokasi acara, berbagai perdebatan dan konflik yang memanas mereka lakukan dan terjadi sampai akhirnya Ka Pandu pun datang berbagai tekanan semakin meredam, satu persatu masalah terselesaikan secara perlahan, semakin hari semakin bergulir dan akhirnya sampai dimalam puncak yaitu penganugerahan Green Generation Awards Indonesia atau Pandawa Enviromental Awards 2015. Akhir acara sudah dekat. Siapa sangka malam penutupan berlangsung sangat meriah dan penuh dengan tangisan haru dari seluruh peserta dan panitia. Rasa lelah, kekhawatiran merekapun terbayarkan setelah selainya acara Jambore Generasi Hijau 2016 yang berjalan sukses.
Keesokan harinya merekapun balik kekota mereka masing-masing. Diah memutuskan untuk balik bersama Ka Pandu dan team yang lain ke Toraja hitung-hitung untuk menghilangkan penat yang ada dan untuk mencari inovasi baru beberapa hari kami telusuri Sulawesi dan akhirnya waktu harus memutuskan untuk mereka semua berpisah di Bandara Sultan Hasanudin, Makasar Sulawesi Selatan dan balik kembali ke kota mereka masing-masing.
Hari demi hari, minggu demi minggu pun terlewati dengan kegiatan yang dilakukan Diah bersama Green Generation Balikapapan sampai pada akhirnya Diah disibukaan kembali dengan persiapan Green Generation Awards 2016 yang bertempat di BSCC Dome Balikpapan ke khawatiran yang luar biasa selalu menghantui Diah, bagaimana tidak baru pertama kalinya Green Generation Awards bertempat di BSCC Dome tanpa ada bantuan dari alumni kakak kakak dari GG yang lebih berpengalaman dan Green Generation Awards 2016 ini memang sangat benar benar dikemas dengan Diah sangat berbeda dari tahun sebelumya dari rangkaian acara yang ditambhakan dengan Pemilihan Putra Puteri Generasi Hijau 2016.
Hal ini juga menimbulkan banyak kontroversi dari berbagai pihak banyak yang bilang plagiat dari mana-mana, bahwa mereka semua itu salah PPGH telah hadir sejak 2014 jadi memang pemilihannya dikemas setiap 2 tahun sekali. Seiring berjalannya waktu penilaian GGA 2016 telah berjalan lancar setiap 36 GG sekolah SMP maupun SMA menyambut kedatanagn tim penilaian GGA dengan sangat meriah dan beragam serta tahap seleksi dari setiap perwakilan GG Sekolah yang mengikuti Putra Putri Generasi Hijau 2016 juga telah terselsaikan,sampai semua persiapan apapun telah terselaikan dengan lancar tanpa ada hambatan, maka dari itu Diah dan teman-teman GG tetap selalu optimis dan yakin bahwa mereka bisa untuk menyelenggarakan acara ini dengan sukses.
Pada akhirnya tidak terasa 6 November 2016 telah tiba begitu cepat persiapan acara pun sudah siap semua tinggal menunggu malam hari untuk berlangsungnya acara semua dekor, panggung dan tata cahaya semua sudah dikemas sesuai dengan impian dari Diah sampai pada akhirnya malam hari pun tiba semua terkejut melihat betapa megah dan mewah serta ramainya acara Green Generation Awards 2016 dengan 3000 penonton, ya walaupun ada beberapa jalannya acara yang tidak sesuai dengan harapan Diah tapi Diah dan teman-teman menganggap acara ini sukses dan spektakuler.
Green Generation 2016 ini memang sangat berbeda dengan tahun sebelumnya karna memangang tidak terlalu banyak konflik dan masalah terjadi yaa mungkin karna tidak terlalu banyak yang ikut campur dalam hal ini jadi semua bisa terlaksanakan sesuai impian dan harapan Diah. Diah tidak hanya berhenti dikegiatan Green Generation Awards 2016 masih banyak lagi kegiatan Diah bersama Green Generation Balikpapan yang sangat menarik dan sangat berharga.
Takdir Diah bersama Green Generation tidak berhenti sampai di 2016 saja masih berlajut di 2017 yang semakin misterius dan menarik awal tahun 2017 saja Diah dan Ka Pandu telah membentuk Green Generation Junior atau Green Generation tingkat Sekolah Dasar (SD) dan sekarang telah berada di 50 sekolah dasar di kota Balikpapan, tentu ini pencapaian yang sangat luar biasa, Diah dan teman-teman Green Generation Balikpapan telah mempersiapkan Green Generation Awards 2017 dengan rangakain yang sangat berbeda tentunya yaitu dengan adanya Olimpade GG 2017 yaa rasa takut tapi tertantang itu sudah mulai dirasakan oleh Diah, namun dia masih terus berusaha dan berdoa serta selalu bersyukur demi tercapainya sesuatu yang akan indah pada waktunya. Diah sadar bahwa perkataan yang pernah dia ucapakan pada saat 5 tahun lalu bahwa Green Generation itu ‘’hanya anak muda yang sok peduli terhadap lingkungan demi pencitraan aja’’ ternyata semua itu sangat salah, perkataan itu sangat salah besar Diah sangat menyesal pernah mengatakan itu karna Green Generation yang sebenarnya adalah Generation yang mengajarkan kita untuk sabar, ikhlas, berjuang, berdoa dan selalu bersyukur atas apa yang telah kita capai maupun itu berhasil atau gagal kita selau dituntut untuk bersyukur maka dari itulah Diah selalu menggunakan #janganlupabersyukur untuk selalu mengingat Green Generation disetiap langkahnya. Pada akhirnya Diah tidak pernah menyesal untuk bergabung dengan Green Generation sampai saat ini, justru Diah sangat berterimakasih kepada takdir tuhan yang telah mempertemukan Diah bersama Green Generation. Bergabung dengan Green Generation merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan yang sangat luar biasa bagi hidup Diah, karena dari Green Generation banyak sekali hal hal baru yang Diah dapatkan, dan rasanya hidupnya Diah seperti udah bergantung pada Green Generation. Terkadang sering kali terlintas dibenaknya Diah pertanyaan seperti ini’ ’Kenapa sih tuhan memberikan aku takdir untuk bersama Green Generation hanya pada saat pas sudah 2013, kenapa tidak dari dulu saja pastikan aku sama seperti mereka yang udah lama bersama Green Generation’’, namun Diah sadar itu hanya selintingan hal yang biasa dan wajar.
Bersama Green Generation merupakan takdir yang diberikan tuhan untuk Diah Anggraini, namun takdir itu tidak akan berhenti sampai disini, Diah akan terus mengikuti sampai dimana takdir ini akan berhenti namun Diah berharap takdirnya Diah bersama Green Generation tidak akan pernah berhenti sampai impiannya Diah untuk Green Generation akan terwujud yaitu membangun sekolah Green Generation Di seluruh Indonesia, mengapa Diah memiliki impian itu karna Diah melihat sebenarnya banyak sekali potensi anak Indonesia untuk cinta dan peduli terhadap lingkungan tetapi mereka bingung mau belajar dan bergerak dimana serta banyak banget anak GG yang cinta terhadap GG sampe ada yang ingin dikeluarkan dari sekolahnya yaa mungkin mereka bisa aja kan pindah ke sekolah Green Generation, Yaa mungkin orang menganggap hal itu adalah impian yang terlalu tinggi tapi Diah yakin hal itu bisa terwujud karna hanya hal itulah yang bisa Diah berikan dalam rasa terimakasihnya untuk Green Generation dan Pandu Dharma Wicaksono. Harapan Diah untuk terus bersama Green Generation semakin besar, namun Diah hanya bisa mendoakan untuk Green Generation seluruh Indonesia dan Presiden Green Generation Indonesia selalu diberikan kesehatan dan keberkahan yang luar biasa untuk bekal di akhirat kelak. Terimaksih takdir..terimakasih takdir!