About Me

header ads

Tahun Penuh Makna dan Sejuta Cerita - Rafli Rezatama

Tahun Penuh Makna dan Sejuta Cerita

Rafli Rezatama

(Sekretaris Jenderal Green Generation Indonesia)

 


Halo! Perkenalkan nama saya Rafli Rezatama, seorang mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta semester 6 Jurusan Teknik Pertambangan. Saya merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara yang dilahirkan hasil dari perjuangan Bapak Wahyu Hartanto dan Ibu Yuni Herningsih.

Cerita saya dimulai dari bulan September 2014, yang saat itu pertama kali dalam hidup saya mengenal adanya Green Generation Indonesia yang saya anggap kala itu hanya sebagai komunitas pemuda hijau sama seperti organisasi lingkungan lainnya di Jogja. Kala itu, saya menjadi bagian dari salah satu mahasiswa jogja yang mendaftar daam open recruitment kepengurusan GG Indonesia, saat itu saya masih sangat ingat ketika harus diwawancara dan berkenalan pertama kalinya dengan Pandu Dharma Wicaksono yang dahulu saya ketahui dari suatu ajang pertemuan pelajar tingkat Nasional yang saya yakini ia pun tidak mengingat adanya saya di forum tersebut.

Setelah melakukan proses wawancara untuk bergabung dengan GG Indonesia akhirnya saya menerima hasil yang memuaskan yaitu saya menjadi bagian dari GG Indonesia yang pada tahun 2014 hanya diurus oleh 3-4 orang saja. Posisi pertama saya di GG Indonesia adalah sebagai Menteri Humas (dahulu ada sistem menteri menteri karna ketuanya disebut Presiden). Pertemuan pertama/first meet kita dilakukan di salah satu M*D di Jogja. Saat itu menjadi momen pertama kali saya bertemu dengan angger, adit dan bunda pisty secara akrab.

Dimulai dari first meet bulang Oktober 2014 itu perjalanan sejarah diri saya di Green Generation Indonesia dimulai. Sejak saat itu saya mulai mengenal banyak teman-teman lama saya yang ternyata menjadi bagian penting dari GG yaitu ada Sekar, Afif, dan pastinya Zainal sang sekretaris sekaligus SUAMI dari Sekar yang saat itu menjadi Ketua GG DIY (faktanya Sekar umurnya dibawah saya, pandu, adit, apalagi bunda pisty) wkwkw mungkin dia udah tidak sabar berumah tangga dengan kesuksesan suaminya menjadi agen MLM di Jogja saat itu.

Mulai tahun 2015 awal, saya telah dipindahkan posisi dari Menteri Humas (bawahannya Adit) menjadi Menteri Koordinator Eksternal (saat itu masih ada posisi ini) menggantikan Fhristy Martharafilla a.k.a Bunda Pisty yang naik menjadi Bendahara Umum GG Indonesia. Pemindahan posisi saya entah karena memang saya termasuk yang rajin atau emang saya yang paling standby di kepengurusan GG Indonesia. Selama proses berjalannya waktu saya, bunda pisty, pandu, adit, aan menjadi sosok yang membuat GG menjadi sangat ramai karena setiap kami berkumpul jarang membicarakan tindak lanjut atau rencana apa yang mau kami lakukan selanjutnya. Pertemuan hanya diisi dengan gosip dan membicarakan orang lain a.k.a gibah. Apa yang kami lakukan saat itu membuat saya merasa senang sekaligus merasa beruntung karena saya bisa masuk ke dunia baru organisasi tingkat Indonesia yang membuat saya nyaman akan suasana dan lingkungan dari kepengurusan organisasi tersebut. Karena bagi saya yang terpenting sebuah organisasi bukan hanya persoalan apa yang mau kita lakukan saja dengan program tertentu tetapi bagaimana sebuah organisasi berjalan disertai dengan kenyamanan dan kebahagiaan ketika berkumpul bersama, dimulai dari sebuah kenyamanan dan kebahagiaan tersebut akan membuat suasana kerja lebih kondusif serta ide kreatifpun banyak bermunculan dari kami.

Ide yang paling kreatif dan tentunya paling spektakuler adalah ide kami untuk membuat suatu acara nasional yang mengumpulkan pelajar dari seluruh sekolah menengah atas dan sederajat di Indonesia yang peduli dan berbudaya lingkungan untuk berkumpul di suatu kota atau daerah di Indonesia yang kami berinama saat itu “Green Generation Summit” a.k.a GGS tetapi karena nama tersebut terkesan atau bahkan memang sama dengan GGS alias Ganteng Ganteng Serigala sinetron yang saat itu lagi hits di Indonesia maka kami merubah namanya menjadi “Jambore Generasi Hijau (JGH)” Nasional yang pertama kali diadakan pada tahun 2015 di Kota Balikpapan yang merupakan kota tempat lahirnya Green Generation pada tanggal 22 Agustus 2009. Pembicaraan akan diadakannya acara tersebut cenderung serba dadakan dari mulai ditunjuknya saya sebagai Ketua Panitia Nasional padahal ketika itu saya masih termasuk orang baru di Green Generation Indonesia, namun karena itu adalah amanah sang presiden GG Indonesia yang membuat saya ikhlas dan legowo kalau dalam bahasa jawa nya dalam menerima penunjukkan menjadi ketua tersebut.

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa persiapan acara tersebut dikejar dengan cepat walaupun jika dilihat dari bulan pelaksanaan masih cenderung jauh yaitu dari bulan Januari ke bulan Agustus 2015 tapi ya namanya juga Pandu Dharma Wicaksono bukan Pandu namanya kalau tidak bergerak serba cepat kalau sudah punya angan-angan besar untuk mewujudkannya sehingga persiapanpun tidak hanya dilakukan oleh Panitia Nasional yang ada di Jogja saja melainkan Panitia Lokal di Balikpapan yang dipimpin oleh PLT Ketua GG Balikpapan saat itu I Kadek Rama atau biasa kita panggil sebagai “jikadek”. Sampai akhirnya pada bulan Februari tepatnya tanggal 10 Februari 2015


Gambar : Mendampingi Presiden Green Generation Pandu Dharma Wicaksono, Talk Show di Radio Smart FM Balikpapan

Pandu mengirimkan pesan singkat ke saya bahwa akan dilaksanakan Launching Jambore Generasi Hijau 2015 di Balikpapan pada tanggal 14 Februari 2015. Saat itu saya langsung membalas dengan rasa bingung terus dengan apa saya harus ke Balikpapan? dikarenakan terbatasnya uang yang saya miliki untuk membiayai saya naik pesawat menuju Kota Balikpapan. Namun kehendak berkata lain, Pandu pun berkata untuk bersiap-siap saja untuk masalah tiket perjalanan pulang nanti dia yang belikan. Mendengar tentang hal tersebut membuat saya sangat amat bahagia didalam hati karena di Green Generation Indonesia salah satu impian saya terwujud yaitu untuk Pertama Kali dalam sejarah hidup saya bisa Naik Pesawat di tanggal 14 Februari 2015 dari Jogja menuju Balikpapan menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ-231 dengan keberangkatan pukul 14.50 WIB, sangat jelas saya ingat momen bersejarah itu. Hal tersebut membuat saya selalu bersyukur atas pilihan hidup saya kala itu untk bisa bergabung dan ikut berpartisipasi aktif di Green Generation Indonesia.

Untuk hal tersebut juga saya senantiasa mengucapkan terima kasih dengan sangat tulus kepada Pandu Dharma Wicaksono yang telah mewujudkan impian saya tersebut. Pada tanggal 14 Februari 2015 juga menjadi bersejarah karena untuk pertama kali dalam hidup saya menginjakkan kaki di tanah Kalimantan tepatnya Kalimantan Timur. Sebelumnya saya tidak pernah terpikirkan untuk bisa pergi sejauh itu dari tanah Jawa hanya karena sebuah organisasi, namun saya menjadi sadar bahwa Uang bukanlah menjadi halangan utama bagi seseorang untuk bisa mengabdikan diri terhadap sebuah pekerjaan walaupun hanya didalam organisasi karena jika kita dapat selalu dipercaya didalam sebuah pekerjaan pasti hadiah dari yang maha kuasa akan selalu datang melalui jalan dan dari pihak yang tidak terduga sebelumnya.


Gambar : Bersama Panitia Jambore Generasi Hijau 2015

Setelah berjalannya waktu, debut saya di JGHN 2015 benar-benar dimulai dari rapat sana sini dengan tim pusat, marah sana sini dengan tim lokal dan harus menghadapi peserta juga, dll semuanya dirasakan ketika menjadi seorang Ketua Umum di acara nasionalnya GG Indonesia hingga akhirnya saya kembali merasakan naik pesawat ke Balikpapan namun dengan kondisi yang berbeda yaitu harus berangkat dari Bandara Soekarno Hatta (akhirnya mengetahui seperti apa Bandara Soekarno Hatta saat itu) beserta tim panitia nasional dari Jogja. Jambore Generasi Hijau atau JGH Nasional membuat saya belajar bagaimana membuat dan mengurusi acara nasional dengan jumlah panitia dan peserta yang banyak. Bahkan sayapun turut menjadi bagian penting dalam menyeleksi calon peserta Jambore Generasi Hijau yang membuat diri saya ikut belajar memahami karakteristik dari setiap peserta seperti apa.

JGH juga memberikan banyak ilmu dan pembelajaran kepada saya saat itu bahwa saya benar-benar terjun langsung ikut serta dalam sebuah acara lingkungan yang sebelum saya di Green Generation belum pernah mengikuti sebelumya ditambah dengan kondisi saya yang saat ini menjadi mahasiswa teknik pertambangan yang dikira oleh masyarakat di Indonesia sebagai salah satu industri di Indonesia yang merusak dan tidak bertanggungjawab serta diidentikkan dengan unsur perusahaan asing yang sebenarnya masyarakat salah dalam memiliki pandangan tersebut karena perusahaan pertambangan di Indonesia bukan hanya Freeport saja tetapi perusahaan pertambangan di Indonesia sangat banyak dan dominan dikuasai oleh dalam negeri sendiri bukan unsur asing yang membuat saya harus membuktikan kepada semua masyarakat minimal orang-orang yang ada di sekitar saya bahwa pertambangan bukan merusak lingkungan melainkan hanya mengubah fungsi tata guna lahan sesuai peruntukannya yang nanti di akhir masa penambangan akan dilakukan reklamasi bukan ditinggalkan begitu saja membuat lubang besar bekas penambangan. Saya sebagai mahasiswa teknik pertambangan memiliki ketertarikan besar akan ingkungan hidup, bagaimana pencegahan kerusakan lingkungan, pelestarian lingkungan hidup, serta bagaimana pengelolaan lingkungan hidup yang baik di Indonesia khususnya yang terjawab dalam misi Green Generation tersebut. Sayapun selalu berpikir bahwa pada dasarnya setiap orang berhak dan memang memiliki kewajiban untuk menjaga lingkungan hidup secara bersama tidak mengenal usia, latar belakang pendidikan, pekerjaan, bahkan gender sekalipun karena lingkungan hidup berkaitan dengan tempat dimana kita sebagai manusia untuk bisa hidup, berinteraksi dengan makhluk hidup lainnya. Jika kita tidak berpikir tentang hal tersebut berarti sama saja pada suatu saat nanti kita turut merusak tempat tinggal atau rumah kita sendiri.

Setelah Jambore Generasi Hijau atau JGH Nasional tahun 2015 untuk pertama telah selesai dilaksanakan masih terdapat tanggung jawab yang masih berada ditangan saya yaitu mengenai Pengembangan Green Generation di setiap daerah di Indonesia yang targetnya adalah setiap kota/kabupaten asal dari setiap peserta JGHN 2015 untuk bisa ikut membuat dan mengembangkan Generasi Peduli dan Berbudaya lingkungan di daerahnya masing-masing dengan bekal ilmu yang banyak mengenai lingkungan beserta percontohan yang diberikan ketika acara berlangsung untuk bisa diterakan didaerah masing-masing. Namun itu semua tidaklah semudah berbicara atau menulis kata-kata di buku ini tetapi butuh perjuangan yang besar serta niat ikhlas dan tulus untuk mengembangkannya karena di setiap daerah ditemui berbagai macam kondisi yang berbeda-beda baik dalam hal karakteristik pelajarnya, dukungan pemerintah serta keterlibatan masyarakat, dll. Hal tersebut membuat pengembangan GG daerah tidak semudah membalikkan telapak tangan karena diperlukan proses yang bertahap, waktu yang lama, kesabaran dalam menjawab setiap pertanyaan yang ada serta kesabaran dalam menghadapi berbagai keluhan terkait hambatan dalam pengembangan GG daerah. Sampai-sampai hp untuk line tidak pernah sepi dari orang orang baru dan lama yang selalu menanyakan GG itu seperti apa dan bagaimana pengembangannya didaerah masing-masing bahkan tak sedikit dari mereka yang sering menelepon hanya untuk bertanya lebih banyak tentang pengembangan GG didaerahnya, namun pengabdian saya di GG membuat saya sabar dan ikhlas menghadapi semua hal tersebut karena saya percaya dengan begitu saya bisa turut membalas apa yang telah GG berikan kepada saya sehingga saya selalu terbuka bagi siapapun pelajar berprestasi dan aktif di Indonesia untuk bertanya kapanpun terkait Green Generation.

Sehingga dari posisi saya sebagai Menteri Koordinator Eksternal diubah menjadi Menteri Pengembangan Daerah karena posisi Menko Eskternal dihapuskan untuk efisiensi kepengurusan di Istana Green Generation Indonesia. Berawal dari tahun 2014 GG daerah tersebar hanya di 8 Kota/Kab di Indonesia hingga berkembang di tahun 2015 tersebar di 25 Kota/Kab di Indonesia, lalu di tahun 2016 telah tersebar di 90 Kota/Kab dan di tahun 2017 GG tersebar di 104 Kota/Kab di Indonesia dengan kriteria GG daerah yang berbeda. Tidak semua dari 104 daerah tersebut yang sudah membentuk GG secara berkelanjutan. Banyak dari daerah tersebut yang sedang merintis Green Generation di daerahnya, merintisnya GG di 104 daerah tidak terlepas dari peran penting alumni GG daerah serta seluruh peserta Jambore Generasi Hijau Nasional di tahun 2015 dan di 2016. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa dalam pengembangan GG tidak bisa hanya dengan waktu yang singkat untuk itu saya tetap bangga dan selalu memberikan pembinaan dan pembimbingan kepada seluruh inisiator-inisiator muda dan pengurus GG daerah di seluruh Indonesia agar target GG Indonesia dalam mengembangkan GG di 34 Provinsi di Indonesia dapat terwujud dengan baik bukan hanya sekedar target dalam angka dan data saja.

 


Gambar : Beberapa Pengurus Green Generation Indonesia (dari KiriChesa Syaqira, Rafli Restama, Fhristy Marthalafila, Pandu Dharma Wicaksono, Aan Amirah Maimunah, Aditya Yanuar)

Debut saya di Green Generation Indonesia sempat tidak terlalu aktif di tahun 2016 tepatnya bulan Juli-September dikarenakan saat itu masa kepengurusan saya beserta teman-teman pengurus pusat sudah habis masa periode selama dwitahunan tersebut. Tetapi saat itu saya tetap mengikuti proses open recruitment Istana Green Generation Indonesia untuk meneruskan pengabdian saya terhadap Green Generation Indonesia yang turut membesarkan nama saya serta mewujudkan banyak impian didalam hidup saya yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan terjadi. Saat itu saya memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai Regional Director untuk regional SULINTIM dan pilihan keduanya sebagai Sekretaris Jenderal. Setelah selang sekitar satu bulan dari pengisian online form tersebut dikabarkan sudah ada pengumumannya terhadap beberapa orang tetapi saya termasuk yang tidak dikabarkan hasilnya seperti apa sampai akhirnya di bulan agustus saya berniat untuk berpamitan dengan Pandu selalu saja ia mengatakan “loh ngapain raf? Kamu tuh loh masih di GG”. Tidak sekali Pandu mengatakan hal tersebut kepada saya yang saat mendengarnya selalu tidak percaya dan menganggap itu hanya bercanda sampai akhirnya benar-benar ada pengumuman resmi di web bahwa saya ditunjuk untuk menjadi Sekretaris Jenderal yaitu orang tertinggi nomor 2 di Green Generation Indonesia yang awalnya dulu bukan siapa-siapa di GG Indonesia.

Setelah dikeluarkannya pengumuman posisi tersebut, saya mulai menjalankan fungsi dan tugas saya sebagai seorang Sekretaris Jenderal. Namun semenjak terjadi banyak masalah yang menimpa JGHN 2016 di Mamuju terhadap sang ketua pelaksana inisial MRS yang juga menjabat sebagai Reg. Director Sulintim GG Indonesia membuat ia di nonaktifkan dari jabatannya sehingga saya juga turut merangkap jabatan sebagai Reg. Daerah Sulintim dibantu dengan Muh. Chandra Alim dari Makassar sebagai wakil koor. Pengembangan daerah Sulintim. Tak hanya jabatan itu saja, melainkan saya diminta pak presiden untuk mengkoordinir Tim Percepatan atau tim pengembangan GG daerah sama seperti jabatan saya yang dulu. Sejauh ini apa yang saya rasakan masih senang dan nyaman menjalani semuanya karena dengan semua jabatan tersebut membuat saya bisa masuk kedalam sebuah sistem di Green Generation yang dapa turut andil memberikan ide atau gagasan serta pendapat mengenai sesuatu yang terjadi maupun sesuatu yang sebatas direncanakan saja. Pada dasarnya jabatan tidak membuat saya harus senang yang berlebihan karena terkesan berkuasa tetapi yang saya percaya tetap pada prinsip saya yaitu ketika saya diberikan amanah dalam sebuah posisi atau jabatan itu bukan berarti saya pantas atau hebat dalam posisi tersebut, melainkan itu hanya sebagai awalan karena berhasil atau pantas tidaknya saya menempati sebuah jabatan akan terihat ketika proses menjalankan posisi tersebut serta di akhir masa jabatan dapat memenuhi apa yang menjadi harapan dan target dari Presiden GG Indonesia walaupun saya sadar sampai saat ini kinerja saya belum dikatakan maksimal atau memiliki predikat yang baik, namun saya tetap akan membuktikan dan bekerja keras dalam menjalankan apa yang sudah seharusnya menjadi tugas saya.


Gambar : Bersama Green Generation Jawa Barat

Untuk yang terakhir dari cerita saya yang sebenarnya masih banyak cerita yang saya alami di GG baik yang inspiratif maupun tidak inspiratif namun kalau mau tahu kisah-kisah lainnya dapat ditanyakan kepada saya secara langsung karena nanti isi bukunya hanya cerita saya dan pandu saja kalau kita menulis cerita secara detail dari perjalanan panjang kami di Green Generation Indonesia, saya ingin mengucapkan Terima kasih secara tulus dan mendalam kepada Green Generation Indonesia, Green Generation Daerah, Istana Green Generation Indonesia, seluruh Leader GG daerah dan yang paling utama kepada Pandu Dharma Wicaksono yang telah membuat saya merasakan bisa Naik Pesawat selama 8x termasuk merasakan betapa nyamannya naik pesawat maskapai G**u*a, betapa nyamannya naik kereta eksklusif dan bisnis serta membuat saya bisa mengunjungi banyak daerah di Indonesia yang bersih, indah, aman, dan nyaman yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya termasuk karena GG saya juga dapat mewujudkan salah satu impian saya untuk bisa diundang sebagai pembicara dalam sebuah acara eksternal untuk berbagi kisah dan cerita secara langsung serta senantiasa memberikan semangat kepada seluruh audiens yang ada. Dan tak lupa saya mengucapkan

Terima Kasih kepada Ibu Yudit, Ibu Nurul, Ibu Nining, Diah Anggraini, Jainuddin a.k.a Pijay, Adi, Gilang, Rastra, Aan, Chesa, Dyah Aulia, Hisyam a.k.a clrnx, Okta, Nabila, Toni, Nipah yang selalu bisa bikin bahagia, kesal, marah, nangis ketika lagi kumpul bersama secara langsung. Saya selalu mendoakan agar kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan kesuksesan oleh Allah SWT. agar kita dapat bertemu kembali di banyak kesempatan yang ada tanpa terhalang waktu, tempat, dan dana.

Bagi saya kalian semua selalu ada didalam bagian dari 3 tahun penuh makna, 3 tahun penuh cerita, 3 tahun penuh kebanggaan, 3 tahun penuh kebahagiaan, 3 tahun penuh kesedihan, 3 tahun penuh perencanaan, 3 tahun penuh saling mengenal satu sama lain, dan 1 hari penuh perjuangan dalam menulis kisah ini secara nyata dengan judul “Tahun Penuh Makna dan Sejuta Cerita” didalam hidup saya.