About Me

header ads

TAK PERNAH TAHU KAPAN CERITA BERAKHIR - Aan Amirah Maimunah

TAK PERNAH TAHU KAPAN CERITA BERAKHIR

Aan Amirah Maimunah

(Marketing Green Generation Indonesia)

 

Semakin hari semakin ada yang berubah dalam hidup kita. Layaknya dunia yang selalu berubah tanpa pernah kita tahu apa maksud dan tujuannya semua terjadi. Bahkan banyak hal yang sebenarnya sangat tidak bias kita bayangkan bakalan terjadi. Mulai dari mata terbuka hingga nanti terpejam lagi, tidak ada yang pernah tahu akan terjadi apa di hidup kita pada detik berikutnya. Namun ya itulah hidup, tak terduga tapi kita harus selalu memiliki rencana hidup. Walau mungkin semua rencana yang sudah kita rencanakan tidak berjalan dengan baik. Berat? Oke mari kita buat lebih santai lagi. Bagaimana dengan perkenalan? Keliatannya cukup menarik. Hahaa

Nama ku Aan Amirah Maimunah, banyak temen – temen aku biasa manggil aku Aan. Aku adalah salah satu dari sekian banyak perempuan yang lahir di kota minyak, Balikpapan. Perempuan? Iya aku memang perempuan. Walau banyak yang bilang nama Aan itu banyak dipakai sebagai nama laki-laki, tapi aku memang perempuan dari lahir. Dan gak sedikit juga temen – temen aku yang dikira jalan sama cowok pas jalan sama aku. Tapi aku sekarang sudah biasa sih, sudah kayak makanan sehari – hari, gak heran lagi. Maret adalah bulan favorit ku diantara 12 bulan yang ada dalam kalender masehi. Kenapa? Yaa tentu saja karna bulan Maret adalah bulan kelahiran ku. Dan 7 adalah angka favorit ku (selain 1 dan 3). Lagi – lagi ini faktor kelahiran. Tepatnya tanggal 7 Maret 1996 aku hadir di dunia ini. Di bumi tempat dimana kita semua hidup.

Ngomong – ngomong soal bumi, ada yang sadar gak sih kalau bumi lagi sakit? Layaknya manusia kalua sakit suka ngambek dan susah banget dihibur atau disuruh makan. Apalagi untuk minum obat, duh gak usah ditanya deh yaa bakalan ribet. Jadi bumi kita itu sekarang lagi sakit. Salah satunya mungkin sakit panas. Hahaa udah kayak manusia aja yaa sakit panas. Tapi dengan keadaan bumi yang makin lama makin parah ini, perlu sesuatu dong yaa untuk ngobatin si bumi kita tersayang ini. Kebetulan sekali aku kenal banget sama orang – orang yang bisa ngebantu nyembuhin bumi yang lagi sakit. Bukan cerita baru lagi kalo udah ngebahas bumi dan organisasi yang satu ini. Apalagi kalau bukan Green Generation. Khususnya untuk yang tinggal di Balikpapan pasti udah bener – bener gak asing lagi denger nama itu.

Apasih Green Generation itu? Jadi gini, Green Generation itu organisasi yang isinya cewek – cewek Korea yang nyanyi sambil nge-dance itu, kalau anak kekinian sekarang sih bilangnya Girl Band gitu. Bingung? Iyaa jelas iyalah.. Gak kok itu cuman bohongan aja hehe, habis temen – temen aku suka banget bilangin aku kayak gitu. Setiap aku mencoba untuk ngenalin Green Generation ke mereka, yang selalu mereka ingat yaa nama girl band Korea itu. K-pop pasti udah tahu deh yang mana girl band yang dimaksud. Jadi seriusnya gini, simple-nya Green Generation itu adalah organisasi yang peduli dan perhatian banget sama hal – hal yang terjadi di lingkungan dan di bumi kita tercinta ini. Buat yang cinta juga sama bumi, please jangan jealous ya. Mari kita bersama – sama mencintai bumi dengan damai dan membuat bumi kita semakin dicintai oleh orang banyak dan tentunya menjadi sangat layak huni sehingga seluruh penduduk bumi bahagia J.

Green Generation itu memang unik banget. Awal mula aku bergabung di Green Generation (yang selanjutnya akan disebut GG) ini sebenernya terbilang tidak biasa dan sungguh transparan sehingga sangat – sangat tidak terlihat. Kenapa begitu? Iya karena aku bahkan gak ingat kapan aku mulai bergabung dalam GG ini dan secara ajaib aku adalah bagian dari keluarga Green Generation. Mungkin ini memang salah satu rencana Sang Pencipta untuk ku yang bahkan aku sendiri tidak pernah merencanakannya. Satu hal yang aku ingat tentang awal mula aku bergabung dengan GG ini adalah tahun aku bergabung. Sangat jelas yaitu sejak tahun 2011. Setidaknya begitu yang tertulis di nomor anggota ku hahaa.

Dari tahun 2011 hingga sekarang tahun 2017 itu memang bukan waktu yang sedikit untuk seseorang menekuni sebuah bidang. Lingkungan. Bidang yang sangat ditekuni oleh penggerak – penggerak Green Generation ini. Kenapa lingkungan? Mungkin karena kami adalah orang – orang yang terpengaruh dengan lingkungan sehingga membutuhkan lingkungan yang benar – benar nyaman untuk menjalani aktivitas. Atau kami adalah para penikmat alam. Sudahi saja teka – teki ini. Lingkungan mungkin bagi beberapa orang adalah hal yang sepele. Namun pernahkan kalian melihat lebih dekat lagi mengenai hal sepele yang bernama lingkungan ini? Sungguh dampak yang ditimbulkan dari rusaknya lingkungan ini bukan hal yang bisa dibilang sepele. Karena aspek kehidupan manusia juga sangat bergantung kepada lingkungan. Sebut saja oksigen. Oksigen adalah gas yang sangat dibutuhkan oleh manusia setiap detiknya. Namun pohon atau tanaman penghasil oksigen justru dihilangkan secara sengaja dengan semaunya. Nanti ketika penghasil oksigen dibumi telah musnah, dimana lagi manusia akan mencari oksigen? Pertanyaan sulit? Silahkan bawa pulang ke rumah dan jadikan itu sebagai PR kalian.


Gambar : Saat Mewakili GG dalam International Youth Climate Summit

 

5 tahun lebih bergabung bersama manusia luar biasa yang ada di Green Generation tentu menambah pemikiran aku tentang lingkungan. Tidak hanya tentang ilmunya. Di Green Generation, semua lengkap. Mulai dari persahabatan, perkelahian, kekeluargaan, kebahagiaan, derita, tangis, canda, tawa, ilmu yang bermanfaat, semua ada. Karena Green Generation adalah organisasi yang unik dan luar biasa. Terdiri dari orang – orang pilihan yang sebagian besar berstatus pelajar. Awal mula bergabung dengan GG ini juga aku ketika masih duduk di bangku sekolahan sebagai pelajar. Namun lihat yang dilakukan GG, meskipun pelajar tidak menutup kemungkinan untuk dapat merubah dunia. Dan GG memang merubah hidupku.

Ketika status pelajar ku telah usai masa berlakunya, aku fikir sudah selesai dengan semua cerita tentang GG dan segala kenangannya. Namun pemikiran ku salah, ketika kami (aku dan seorang pendiri GG pertama) berada dalam satu kota yang sama untuk melanjutkan studi dengan status mahasiswa. Dan kami kembali pada kata “pelajar”. Kota Pelajar adalah tempat dimana kami memilih untuk melanjutkan studi sebagai mahasiswa. Dan cerita tentang Green Generation pun berlanjut. Tepat pada hari ulang tahun pendiri GG, aku bertemu salah seorang teman dari alumni semacam acara pelajar tingkat nasional. Dari mulai berkenalan hingga saling membahas progress masa depan pun kami ceritakan malam itu. Selang beberapa hari sejak pertemuan itu, kami pun kembali bertemu. Kali ini membahas topik yang lebih serius. Tentang masa depan Green Generation. Hingga kami akhirnya menjadi Green Generation Indonesia, yang mana ini adalah pusat dari semua Green Generation yang ada di daerah – daerah. Tentu saja bukan cuman ada di Indonesia, kini Green Generation sudah berkembang hingga Rusia, dan Belanda.


Gambar  : Saat mempresentasikan Program GG didepan Peserta International Youth Climate Summit

 

Bertiga kami rasa sangat berat untuk mengurusi Green Generation yang telah ada ini. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk melakukan Open Recruiment untuk anggota Green Generation, yang niatnya adalah membuat Green Generation Yogyakarta. Semua proses sudah berjalan dengan baik hingga pengumuman penerimaan anggota. Seperti layaknya organisasi manapun selalu ada pasang – surut dan seleksi alam. Semakin lama jumlah kami berkurang dan entah bagaimana kami sisa berlima. Bertambah lagi dan berkurang lagi. Konflik sesama anggota Green Generation Indonesia pun jelas tak terhidarkan. Namun semua itu membuat cerita indah dan membuat kami semakin saling mengerti satu sama lain hingga dapat saling menguatkan. Aku rasa Green Generation ini bukan lagi tentang organisasi. Tapi bagiku Green Generation itu adalah keluarga. Yang mana tidak akan mungkin seorang anggota keluarganya pergi meninggalkan anggota keluarga lainnya.

Bukan cuman soal kekeluargaannya yang sangat erat sekali. Sejak bergabung dengan Green Generation, aku bisa pergi ke kota – kota lain di Indonesia selain kota kelahiran ku dan kota studi ku. Kunjungan tiap kota yang aku jalani pun bukan sekedar berkunjung, namun aku mengikuti workshop atau pertemuan dengan teman – teman lainnya sesama pecinta lingkungan yang ada di seluruh dunia. Dan pengalaman ini yang benar – benar berharga buat aku. Kunjungan ke kota Lamongan. Siapa pernah sangka kalau akhirnya aku pergi ke Lamongan hanya untuk mengikuti workshop. Salah satu kota yang sama sekali aku gak pernah pikirkan untuk datang dan melihat isi kotanya. Diacara lainnya aku bisa bertemu teman – teman baru dari seluruh dunia. Bukan cuman itu saja, aku bahkan bisa menjadi narasumber dalam sebuah radio ternama di Kota Yogyakarta. Semua itu hal – hal yang aku gak pernah rencanakan dalam hidup dan semua terjadi begitu indah.


Gambar : Liburan Bersama Keluarga Istana Green Generation

 

Perjalanan terakhirku dengan keluarga Green Generation sekitar beberapa bulan yang lalu. Kami berkeliling Pulau Sulawesi. Pulau dimana yang aku selama ini berfikir kalau aku gak mungkin bisa kesana hanya untuk jalan – jalan. Karena aku sebenarnya gak punya keluarga yang tinggal di Sulawesi. Tapi lagi – lagi karena aku bergabung dengan Green Generation, aku bisa berkeliling pulau Sulawesi. Mulai dari Makassar, Mamuju, Toraja, Bone, Pare-Pare. Perjalanan yang luar biasa yang gak penah sama sekali aku rencanakan. Bahkan aku juga bisa bertemu dengan pimpinan – pimpinan daerah disana dan kami duduk dalam ruangan yang sama untuk makan malam. Semua ini memang diluar daripada apa yang bisa aku bayangkan.

Memang sampai saat ini aku belum pernah melakukan perjalanan keluar dari Indonesia, tapi aku yakin suatu saat nanti aku pasti bisa. Karena semua hal yang sudah aku alami ini benar – benar mengajarkan aku untuk segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin. Kita memang punya rencana tapi, semua rencana Sang Pencipta lah yang selalu membuat kita merasa spesial. Semua rencana yang mengejutkan dan menyenangkan dan yang pasti sangat tidak terlupakan.

Hal tidak terduga lainnya adalah ketika aku, Aan Amirah Maimunah seorang mahasiswa di universitas swasta, bisa berbicara di depan mahasiswa – mahasiswi universitas negeri ternama di Yogyakarta dalam acara yang sangat spesial yang diadakan oleh universitas tersebut. Jelasnya gini. Universitas Gadjah Mada (UGM) ketika itu mengadakan acara Gadjah Mada Awards yang mana acara itu adalah acara yang sangat bergengsi di UGM. Ada banyak kategori awards dalam acara itu yang dimana pendiri Green Generation Pandu Dharma Wicaksono (yang sebenarnya kuliah di UGM) menjadi nominasi dalam kategori “The Gracious Friends Of The Earth”. Kebetulan pada malam pembacaan pemenang nominasi dalam Gadjah Mada Awads ini pendiri GG yang menjadi nominator tidak bisa hadir karena keperluan di luar negeri. Hingga akhirnya harus ada yang mewakilkannya untuk datang ke acara tersebut.

Karena malam itu aku lagi gak ada jam kuliah, jadi aku lah yang pergi ke UGM perwakilan dari Green Generation. Awalnya sih berasa aneh banget karena bukan di kampus sendiri dan sama sekali gak ada kenal sama siapa pun. Iya karena aku kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) salah satu universitas swasta yang ada di Yogyakarta. Beruntungnya sih karena masuk sebagai tamu VIP, jadi ada yang ngarahin untuk duduk dimana dan hal – hal terkait acara. Dari jam 08.00 malam duduk menikmati acara sampai akhirnya waktunya pengumuman pemenang dalam kategori “The Gracious Friends Of The Earth” jam 11.00 malam.

Alhamdulillah, hasil memang tidak pernah mengkhianati usaha. Pandu Dharma Wicaksono sebagai pendiri Green Generation lah yang menjadi pemenang dalam kategori tersebut, yang mana artinya aku lah yang maju untuk naik ke atas podium mengambil penghargaan itu dan memberikan beberapa kata ucapan terimakasih kepada semua pihak terkait serta Green Generation yang ada di Indonesia, Rusia, dan Belanda, juga permohonan maaf atas ketidakhadiran pemilik penghargaan yang sebenarnya. Itu adalah moment dimana aku bisa berbicara di depan mahasiswa – mahasiswi juga orang – orang penting yang ada di UGM.


Gambar : Bersama Penghargaan Gadjah Mada Awards yang diraih Pandu Dharma Wicaksono Presiden Green Generation Indonesia

 

Memang pada akhirnya kita tidak akan pernah tahu kemana semua cerita kita berakhir. Yang penting kita tetap selalu berusaha dan percaya akan hal baik yang akan datang kepada kita. Dan yang terpenting kita juga harus selalu berdoa dan bersyukur kepada Sang Pencipta yang telah memberikan kita segala nikmat serta kejutan – kejutan kebahagiaan. Salah satu cara bersyukur adalah menjaga apa yang telah diberikan-Nya kepada kita. Ketika kita diberikan alam yang baik, indah dan menenangkan, sebaiknya kita jaga dan tetap kita buat bumi kita menjadi tempat yang menyenangkan. Salam Hijau!

Untuk seluruh keluarga besar Green Generation, Terimakasih atas semua cerita, cinta, rahasia, dan airmata ini. Semoga tetap satu dan semakin menginspirasi.