BAGIAN HIDUPKU
M. Zidane Nur Adha
(Ketua Green Generation SMP Negeri 3 Balikpapan)
Tepat 16 Juli 2014 merupakan hari dimana Masa Orientasi Siswa telah selesai. Siang itu juga, seluruh siswa kelas VII membanjiri lapangan basket dan aula untuk melihat berbagai macam ekstrakurikuler di sekolah. Semua ekskul menampilkan kehebatannya masing-masing. Aku pun beramai-ramai dengan teman-teman baruku menyusuri seluruh ekskul pada hari itu. Taklama kemudian, salah satu temanku, Japirah namanya mendatangi salah satu tempat yang cukup ramai, dimana tempat itu merupakan markas organisasi yang bernama Green Generation.
“Weh, ikut Green Generation aja sudah kita! Banyak nah anak-anaknya yang ikut gabung disini” kata Japirah. Sontak, yang ada dalam benakku kenapa aku harus bergabung dengan sebuah organisasi yang hubungannya dengan sampah. “Sampah? Jorok dan Bau!” ucapku dalam hati. Namun, keesokan harinya, tak tahu kenapa pikiran burukku tentang GG pun seketika hilang. Muncullah sebuah pikiran di otakku, “Daripada aku nungguin OSIS yang open recruitmentnya lama banget, yasudah deh aku ikut GG aja sekalian ngisi waktu luang, kan banyak juga teman-temanku yang ikutan disana, daripada gabut dirumah” pintaku sendiri. Memang, dulu aku kepengen banget ikut OSIS karena katanya sih anak-anaknya hits!
Ternyata, hal tak terduga pun terjadi, hari itu merupakan peringatan Hari Ulang Tahun Green Generation SMP Negeri 3 Balikpapan yang keempat dan juga bakalan ada pengumuman kepengurusan Green Generation yang baru. “Ketua, M. Zidane Nur Adha, Kelas VII-B” ucap Pembawa Acara yang mengumumkan kepengurusan Green Generation yang baru. Sontak aku pun kaget pake banget! Aku, seorang Zidane yang masih kelas VII, baru dua minggu sekolah udah jadi Ketua Green Generation SMP Negeri 3 Balikpapan yang jumlah anggotanya 50 orang! Akupun pada akhirnya menerima saja, walaupun amanah ini cukup berat dan konsekuensinya, aku gak boleh ikut OSIS!!! “Yaudah deh, tahun depan juga masih bisa” kataku dalam hati.
Dua bulan berjalan, kami dibekali dengan berbagai materi, mulai dari cara berorganisasi dengan baik, cara membuat kompos, MOL, dsb. Seketika, kami dikejutkan dengan kabar bahwasanya Kak Pandu, seorang Presiden Green Generation Indonesia akan datang 3 hari lagi menghampiri kami. “OMG, Apa yang harus aku lakuin? Ntar kalau ditanya-tanya aku harus jawab apa? Aksi aja belum satupun dikerjain” ucapku dengan polosnya. Akhirnya, sistem kebut malam pun kami lakukan. Dan esoknya, kami benar-benar bekerja, bekerja, dan bekerja. “Dek, Kak Pandu akan datang jam 10 pagi, jadi besok siapin anggotamu ya!” Ujar Kak Adisti melalui BBM pada malam harinya.
Pesan itu langsung kuteruskan ke seluruh teman-temanku yang tergabung di Green Generation yang berjumlah 50 orang itu. Namun, tak semuanya memiliki Handphone dan Sosial Media pada saat itu, jadi beberapa saja yang mendapatkan informasinya. “Teman-teman, besok Kak Pandu akan datang jam 08:30, jadi jam 08:00 sudah ngumpul semua ya di aula bawah. Wajib!!” tulisku di Grup BBM Green Generation SMP Negeri 3 Balikpapan. Sengaja kukatakan pukul 08:30, maklum orang Indonesia, suka ngaret!
Keesokan harinya, kami sudah siap mental dan fisik serta pikiran untuk bertemu dengan Presiden Green Generation Indonesia ini. “Duh, Kak Pandu ini orangnya galak atau enggak ya” Kata Ola, Wakilku pada saat itu. “Udah la, paling Kakaknya baik” kataku. Waktu menunjukkan pukul 10:00 dan Kak Pandu pun tak kunjung datang. “Ah, udahlah paling macet dijalan atau ada urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu” ucapku dalam hati. Waktu terus berjalan hingga Pukul 12:00 dan Kak Pandu pun tak kunjung datang. Spontan kuhubungi Kak Adisti dengan meminjam Handphone milik Bima. “Kak, kok Kak Pandu sampai sekarang gak datang-datang?” kataku. Sontak, hanya berselang satu menit, Kak Adisti pun langsung membalas chatku “Udah dek, kalian tunggu aja disana, palingan bentar lagi datang” balasnya. “Hmm,,, okelah kutunggu” gumamku dalam hati.
Tatkala kemudian, dengan mengunakan kaos santai didampingi oleh dua orang lainnya menghampiri aula. Dan, Ya! Benar itu adalah Kak Pandu. Dan pada saat itu, waktu menunjukkan pukul 15:00. “Assalamualaikum wr.wb adik-adik Green Generation SMP Negeri 3 Balikpapan” mulainya dengan gaya bahasanya yang khas. Diskusi panjang berlangsung kondusif selama satu jam dan semuanya diluar ekspetasiku! Banyak sekali motivasi-motivasi yang disampaikan oleh Kak Pandu untukku terutama dan seluruh pengurus GG SMP Negeri 3 Balikpapan. Diskusi itu diakhiri dengan foto bersama. Betapa leganya hatiku pada saat itu.
Setelah pertemuan dan diskusi singkat dengan Kak Pandu, malamnya kami, Pengurus Inti Green Generation pun melakukan kontak dengan Kak Pandu. Malam itu, kami membuat Multichat yang beranggotakan Pengurus Inti Green Generation dan ditambah Kak pandu didalamnya. Kami senang dan betapa gembira ketika Kak Pandu mengajak kami untuk jalan-jalan mengeksplore Kawasan Pendidikan Lingkungan yang ada di Kota Balikpapan. Maklumlah, anak kecil kalau udah diajak jalan, senangnya gak ketulungan, hehe... Kami pun membuat rencana untuk pergi mengunjungi Hutan Mangrove Graha Indah dan Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup Kilometer 23 pada hari minggu nanti.
Hari Minggu pun tiba, kami berkumpul di sekolah tercinta, SMP Negeri 3 Balikpapan untuk bergegas berangkat bersama-sama. Taklama setelah kami semua berkumpul, tiba-tiba mobil Kak Pandu pun datang. Tanpa diberi kode dan isyarat, kami langsung menaiki mobil tersebut dan pergi bersama-sama. Banyak yang kami dapatkan dari jalan-jalan yang kami lakukan ini. Perjalanan ini memakan waktu hingga pukul 16:00. Gak kebayang kan betapa serunya perjalanan kami.
Keesokan harinya, kami dikumpulkan di Ruang Kelas VII-K pada saat itu oleh Kakak Kelas IX yang merupakan senior Green Generation. Pada rapat tersebut ternyata timbul suatu ide yang cukup gila dan menyenangkan bagi kami semua pada saat itu. “Jadi gini dek, kami berencana akan melaksanakan study tour ke Pulau Bali, apakah kalian setuju?” Kata Kak Adisti dengan nyaring didepan ruangan. Sontak, keadaan rapat yang awalnya kondusif, kini menjadi riuh dan semua yang ada dalam ruangan mengiyakan rencana tersebut. Aku pun gembira mendengarnya.
Kami setiap hari mengadakan rapat untuk mempersiapkan Study Tour tersebut. Mulai dari perlengkapan, akomodasi, dsb. Namun, untuk masalah pembiayaan dsb, kami tidak ikut campur.
Setelah rencana itu dikonsepkan dengan matang, entah mengapa dan kenapa tiba-tiba niat untuk mengadakan Study Tour ke Pulau Bali tersebut dibatalkan. Aku dan teman-teman yang lainnya tidak mengetahui mengapa ini dibatalkan, padahal konsep seluruhnya sudah matang. Emtah masalah izin atau pembiayaan, aku kurang tau. Yang jelas rencana itu batal. Yah, yang namanya takdir, mau diapain.
Setelah kecewa dengan kebatalan Study Tour ke Pulau Bali, namun semangat Green Generation SMP Negeri 3 pun tak akan pernah menurun. Kami terus menjalani program-program kami. Dan pada hari itu, kami diundang untuk mengikuti Lomba Suporter dan Modeling Fashion Show pada acara Gebyar Putih Biru yang diadakan di SMK Negeri 2 Balikpapan, tak jauh dari sekolahku. Ini merupakan event dan perlombaan pertama yang diikuti oleh Green Generation pada masa jabatanku.
Hari demi hari, kami terus terlatih. Benar kata pepatah, “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Kesungguhan kami berlatih, tidak menyia-nyiakan usaha kami. Kami pun dinobatkan menjadi Juara 1 Gebyar Putih Biru serta mendapatkan predikat Juara Umum Suporter Gebyar Putih Biru SMP Tahun 2015. Event yang pertama kami ikuti sekaligus menjadi kemenangan kami pertama kalinya pada angkatan kami.
Setelah Gebyar Putih Biru berlangsung, aku dan teman-teman Green Generation SMP Negeri 3 Balikpapan tidak tinggal diam. Kami menyusun program apa yang akan kami lakukan nantinya, dan yang paling rutin kita lakukan adalah Pembuatan Kompos.
“Assalamualaikum wr.wb” bukaku.
“Seperti yang kita ketahui bahwasanya sekolah kita merupakan sekolah Adiwiyata tingkat Mandiri, maka daripada itu, kami dari Green Generation akan melaksanakan pembuatan Kompos. Adapun diharapkan kepada seluruh siswa untuk dapat membawa sayur-sayuran dan buah-buahan bekas yang telah busuk untuk dibawa kesekolah pada hari Sabtu nanti di Rumah Kompos. Atas perhatiannya terima kasih.” lanjutku keseluruh kelas VII dan VIII yang berjumlah 22 kelas pada saat itu.
Pengolahan kompos disekolahku, prosedurnya seperti ini. Kami menghimbau kepada seluruh siswa untuk membawa sayur-sayuran busuk ke sekolah, lalu kami olah menjadi Kompos yang prosesnya dapat berlangsung hingga 3-5 minggu. Dan ini rutin kami laksanakan setiap dua minggu.
Desember 2014, aku dan beberapa pengurus lainnya diundang untuk menghadiri Rapat Koordinasi Green Generation Sekolah se-Kota Balikpapan yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Balikpapan. Aku dengan Bima, Rafi, Kayla, Anggi, dan Akmal hadir pada rapat tersebut dan mengikuti dengan kondusif jalannya rapat. Diakhir acara, Kak Kadek yang merupakan Sekretaris Green Generation Kota Balikpapan saat itu menyampaikan bahwasanya Green Generation Kota Balikpapan membuka kesempatan untuk tergabung sebagai panitia pada acara Green Generation Awards 2015 dan Jambore Generasi Hijau 2015. Kami pun tertarik mendengarnya dan tanpa berfikir panjang, kami berenam ikut bergabung menjadi panitia tersebut.
“Diharapkan kepada seluruh panitia #LET’SGG agar dapat hadir pada rapat yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 15 Desember 2014 Pukul 14:00 di SMP Negeri 2 Balikpapan. Terima Kasih.” Kata Kak Sapta yang merupakan Ketua Green Generation Balikpapan pada saat itu. Aku langsung menghubungi teman-temanku yang juga tergabung dalam Kepanitiaan. “Weh, ntar ke spanda kita bareng yah, biasa naik angkot wkwk” kataku “Okeoke dan” jawab mereka.
Rapat berjalan dengan kondusif dan lancar. Pada rapat tersebut, Kak Kadek membagi kepanitiaan Green Generation Awards dan Jambore Generasi Hijau menjadi berbagai bagian yang antara lain, PIC Acara, PIC Logistik, PIC Dana dan Usaha, PIC Konsumsi, PIC Kreatif, PIC Sponsorsip, dan PIC Publikasi Dokumentasi. Dan aku tergabung di PIC Acara sebagai LO. Time Keeper. Karena ini merupakan rapat pertama, jadi aku belum kenal sama semuanya hehe. Namun, ada seseorang perempuan yang unik dan lucu banget. Semua orang mesti ketawa kalau sama dia. Entah mungkin karena sifatnya yang lucu dan mudah bergaul, aku kurang tau. Kubisikkan ke telinga Bima, “Bim, siapa namanya kaka itu?” bisikku, “Gatau dan, aku ikut ketawa aja hehe” kata Bima. “Percuma nanya kamu bim, gaada hasilnya juga” kesalku dalam hati.
Seiring berjalan waktu dan keseringanku melihatnya pada Rapat Panitia, akhirnya aku mengetahui siapa dia. Ternyata namanya adalah Kak Putok! Sebenarnya nama aslinya Putri, entah dia gak suka dipanggil dengan sebutan Putri.
Awal Januari 2015, ternyata Kepengurusan Green Generation Kota Balikpapan mengalami perombakan dan kekurangan anggota. Pastinya, Green Generation tidak tinggal diam saja. Green Generation Kota Balikpapan membuka pendaftaran pengurus dan seleksinya dilaksanakan di SMP Negeri 3 Balikpapan. Awalnya, aku gak mau daftar, namun dorongan dari Kak Kadek lah yang membuatku mendaftarkan diri di Green Generation Kota Balikpapan.
“M Zidane Nur Adha – SMP Negeri 3 Balikpapan” panggil salah satu orang tanda giliranku untuk menjalani Seleksi Wawancara. Aku pun diseleksi oleh dua orang yang masing-masing penyeleksi berbeda bidangnya. Wawancara pertama oleh Kak Salma, kali ini mengetes mengenai internal. Kemudian, wawancara kedua oleh Kak Galuh, yang mengetes mengenai eksternal. Pertanyaan-pertanyaan pun dilancarkan, baik pertanyaan yang mendasar hingga yang sulit. Semua pertanyaan pun telah kujawab seadanya, walaupun tersendat-sendat saat menjawab.
Selang satu minggu, sesuai dengan jadwal yang ditentukan, dilaksanakan kembali Rapat Green Generation Awards dan Jambore Generasi Hijau di SMP Negeri 2 Balikpapan. Rapat pun berjalan dan diakhir rapat diumumkan nama-nama yang terpilih sebagai Pengurus Green Generation Kota Balikpapan. Ternyata, aku dipercaya untuk menjadi Koordinator Gugus 3 yang didalamnya meliputi SMP Negeri 3, SMP Negeri 6, SMP Negeri 11, SMP Negeri 15, SMP Negeri 22, SMA Negeri 2, SMA Negeri 6, SMK Negeri 2, dan SMK Negeri 6. Namun, aku gak sendirian. Aku ditemani oleh Syifaatul Mahmudah dari SMA Negeri 6 yang juga ikut mendaftar di Green Generation Kota Balikpapan.
Kami pun pasca rapat Green Generation Awards dan Jambore Generasi Hijau 2015 mengadakan Rapat Pengurus. Kami merencanakan mengadakan kegiatan Clean Up Day di Pantai Auri, Sepinggan. Aku pun turut berpartisipasi menjadi panitia dan sebagai penjaga pos pada saat itu. Acara direncanakan akan dilaksanakan pada hari Minggu dan pada hari Sabtu kami berkumpul disana untuk mempersiapkan segala keperluan.
Adapun kegiatan Clean Up Day kali ini bukan hanya sekedar bersih-bersih, namun juga diselingi dengan games-games unik dan berhadiah menarik pastinya. “Kak Doling, cari angkot sudah” kataku sopan ke Kak Rizky. Lagi dan lagi kami menaiki Angkot untuk datang kesana dan harus berpindah-pindah angkot sebanyak 3 kali! Jadi, bolak-balik bisa 6 kali naik angkot.
Sesampainya disana, aku pun langsung mendengarkan arahan dari Kak Kadek, desiran angin dan semburan air laut menemani diskusi kami. Kami pun setelah mendapatkan arahan dari Kak Kadek langsung mempersiapkan segalanya, mulai dari bahan-bahan games, trash bag, dan marchendise. Waktu menujukkan pukul 16:30, aku pun segera balik kerumahku dengan menumpangi angkot.
Keesokan harinya, pagi pukul 06:00 aku langsung bergegas kesana. Karena weekend, kali ini aku diantarkan oleh Papaku dan baliknya alhamdulillah dapat tebengan hehe. Sesampainya disana, acara pun akan segera dimulai. Kami diberi pengarahan oleh Kak Kadek dan langsung menyebar sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Acara pun berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diinginkan.
Walaupun aku telah dipercaya dan terpilih menjadi salah satu bagian dari Green Generation Kota Balikpapan, namun aku tidak mungkin melepaskan Green Generation SMP Negeri 3 Balikpapan, disinilah asal muasal aku terlahir dan mencebur di Dunia Lingkungan.
“Panggilan kepada Zidan, Kelas VII-B, mohon kedepan piket sekarang juga, Terima Kasih” panggilku dari penyaring suara. Akupun langsung bergegas ke Ruang Piket. Ternyata, Bu Yuditlah yang memanggil. “Le, jadi sekolah kita ikut ASEAN Eco School, mewakili Indonesia. Jadi, tolong siapkan teman-teman GG mu ya le. Nanti hari minggu kita buat videonya. Jam 08:00 kesekolah pake baju olahraga.” Perintah Bu Yudit.
Tanpa berfikir lama, aku langsung mengumumkan ke seluruh teman-temanku yang tergabung di Green Generation SMP Negeri 3 Balikpapan. “Kata Bu Yudit, Hari Minggu turun sekolah jam 08:00 pake baju olahraga mau buat video untuk ASEAN Eco School” ucapku. Mereka mengiyakan dan menyempatkan diri untuk hadir.
Hari Minggu pun tiba, kami semua telah berkumpul di Ruang Adiwiyata. Shooting pun dimulai dengan memperkenalkan produk 3R (Reuse, Reduce, Recycle) kemudian dilanjutkan dengan pengolahan kompos, kemudian memperkenalkan botanical garden, dan diakhiri dengan yel-yel yang mencerminkan kesiapan dan semangat kami menjadi ASEAN Eco School 2015.
“What we do?” teriak Bu Yudit dengan suara jawa medo’ yang khas
“ASEAN Eco School!!” teriak kami semua
Minggu depan kemudian, aku pun menghadiri rapat persiapan Green Generation Awards dan Jambore Generasi Hijau. Kali ini, kami kehadiran salah satu Pengurus Green Generation Indonesia, yaitu Kak Adit. Dilhat-lihat, awalnya kalem banget, ternyata berbalik 180 derajat! Pada rapat kali ini, kami mulai menyusun konsep penilaian yang akan dilakukan nantinya dan juga memantapkan persiapan Jambore Generasi Hijau. Oh iya, For your information, SMP Negeri 3 Balikpapan tidak berkompetisi pada Green Generation tahun itu, dikarenakan telah berhasil hattrick tiga kali berturut turut menjadi The Best of The Best Green Generation sejak 2012, 2013, 2014.
Tak terasa, ternyata 7 hari lagi merupakan pelaksanaan Jambore Generasi Hijau pertama ini. Tidak ingin peserta dan unsur-unsur terkait kecewa, kami pun menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari perlengkapan, logistik, keamanan, medis, dsb. Setiap hari kami berkumpul di Rumah Kak Pandu untuk menyiapkan semuanya. Hingga malam itu, telepon rumah Kak Pandu berdering dan mamaku lah yang menelpon. Kadang, emang aku suka lupa waktu. Dengan suara bernada tinggi, mamaku menyuruhku pulang karena keteledoranku yang tidak izin sebelumnya dan juga hari sudah malam serta besok merupakan hari sekolah. Alhasil, aku pun pulang.
Tak terasa, hari ini 18 Agustus 2015, Jambore Generasi Hijau pun berlangsung. Malam itu, pembukaa acara di Rumah Jabatan Wakil Walikota Balikpapan, kukenakan baju batikku dengan menggunakan celana kain berwarna hitam dibaluti sepatu pantofel dengan rapi, aku menghadiri Pembukaan Jambore Generasi Hijau 2015. Aku pun bertemu dengan 46 peserta yang berasal dari berbagai daerah se-Indonesia! Pembukaan pun berlangsung dengan lancar hingga selesai. Acara diakiri foto bersama dan seluruh peserta langsung diarahkan naik ke bus menuju lokasi penginapan Jambore Generasi Hijau.
Venue Dayung Kilometer 12 merupakan saksi bisu kegiatan Jambore Generasi Hijau 2015. Pada malam itu, seluruh peserta dan panitia termasuk didalamnya aku berbaur bersama-sama. Pada momen inilah, rasa kebersamaan serta kekeluargaan timbul. Tawa dan juga canda menghiasi malam itu. Dan yang paling menarik dan paling berkesan yaitu saat tukar-tukaran souvenir dan kado hehe.
Tak terasa, waktu menunjukkan pukul 23:00 dan seluruh peserta dihimbau untuk tidur dan beristirahat karena pada besok harinya, masih banyak kegiatan yang akan dilakukan, sehingga kesehatan para peserta terjaga. Berbeda dengan panitia, malam itu juga kami melaksanakan rapat evaluasi dimana pada rapat ini membahas mengenai kekurangan dan apa yang harus diperbaiki kedepannya agar lebih baik lagi. Namun, menurutku hari pertama tersebut dapat berjalan dengan lancar. Dimalam itu juga, kami tidak hanya membahas mengenai evaluasi, namun juga membahas plan-plan yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Rapat akhirnya ditutup dan saatnya kami tidur.
Aku pun berbaring diujung kamar, kami berjejer layaknya ikan asin dijemur. Dua puluh orang dalam satu ruangan. Kebayang kan seberapa crowded. Tapi, bukan karena ramainya yang akan kuceritakan, namun dengkuran-dengkuran dari beberapa panitia yang telah terlelap duluan lah yang merupakan keunikan malam ini. Sumpah, malam itu aku gak bisa berhenti ketawa bersama Bima, Rafi, dan Akmal yang posisinya kami berjejer. Dengkuran tersebut layaknya sebuah choir yang suaranya luar biasa nyaringnya dan saling berpagutan. Aku pun gak bisa menahan tawaku, namun akhirnya aku dapat tertidur juga.
Matahari menyingsing dari sebelah timur tanda waktu menunjukkan pukul 06:00, seluruh peserta dan panitia berkumpul di lapangan untuk mengikuti senam pagi. Tapi, senam kali ini merupakan senam yang paling unik dan momen yang gak pernah terlupakan olehku terlebih peserta. Dengan percaya diri yang tinggi, Kak Ricky Laurie maju kedepan memandu jalannya senam pagi ini.
“Kali ini kita akan melakukan Senam Malaikat. Gampang kok, caranya tangan direntangkan, telapak tangan digenggam, lalu putar kedepan” teriaknya
“Ah, ini mah gampang aja, anak umur empat tahun juga bisa kali” kataku dalam hati. Namun setelah dua menit kuputar, Gils! Pegel banget sumpah. Emang sih sepele, tapi efeknya luar biasa pegelnya.
Senam Malaikat yang buat pegel tadi telah selesai dilanjutkan dengan aktivitas jogging mengitari Lapangan serta disambung dengan Sarapan pagi dan mandi pagi serta aktivitas bebas hingga pukul 08:00. “Dahulukan peserta, panitia belakangan” teriak salah seorang panitia lainnya. Padahal saat itu perut bener-bener ompong, gak ada isinya! Tapi gapapa lah, tahan bentaran aja mungkin bisa.
Waktu menunjukkan pukul 08:30. Kegiatan akan dilanjutkan sesuai dengan rundown yang telah disusun rapi sebelumnya. Aku dan Kak Atul diamanahkan untuk mengkoordinir kesiapan materi siang nanti yang letaknya di Kantor PDAM di Waduk Manggar yang lokasinya tidak jauh dari lokasi acara (ketika naik motor). Aku dan kak Atul pun pergi kesana untuk mengkoordinir keadaan disana. Dengan berjalan kaki pada siang hari dan bolak balik dua kali, hmm kebayang kan berapa kg lemakku yang terbakar? Tapi semua itu kujalankan tanpa pamrih sedikitpun, malahan menimbulkan rasa senang dan kebanggan.
Setelah peserta mengikuti materi di aula Venue Dayung, mereka langsung bergegas berjalan kaki menuju Kantor PDAM di Waduk Manggar. Namun, tak ada rasa lelah sedikitpun karena sepanjang jalan dihiasi dengan tawa dan canda.
Sinar matahari pun mulai hilang, tanda hari telah malam. Kami pun melakukan hal yang sama seperti hari sebelumnya, yaitu bermain bersama, berbagi bersama, dan juga saling bercengkerama bersama. Sama halnya dengan aku dan temen-temen panitia, kami juga melaksanakan rapat evaluasi dan menyaksikan penampilan choir dimalam harinya.
Keesokan harinya, Jum’at, 21 Agustus 2015 seluruh peserta dipagi harinya langsung bergegas dan bersiap-siap karena hari ini merupakan hari yang cukup melelahkan sebab hari ini, seluruh peserta akan mengelilingi area-area di Kota Balikpapan. Adapun, dipagi harinya, seluruh peserta menuju ke TPA Manggar untuk menanam pohon dan belajar pengelolaan sampah. Tetapi, berbeda denganku. Pagi itu, aku dan Kak Chesa ditugaskan untuk mempersiapkan upacara Peringatan HUT Green Generation keempat di SMP Negeri 3 Balikpapan. Kami mempersiapkan mulai dari petugas upacara, pengisi acara, dan juga list peserta upacara yang akan hadir pada esok harinya.
Setelah kami mempersiapkan segalanya, kami berdua langsung beranjak menuju Rumah Jabatan Walikota Balikpapan untuk menyusul panitia lainnya dan juga peserta lainnya yang datang dari TPA Manggar. Adapun di Rumah jabatan Walikota Balikpapan, merupakan sesi Meet The Leader yaitu dengan Bapak H.M. Rizal Effendi, SE. Setelah berdiskusi panjang, kami langsung bergegas menuju RT CGH (Clean, Green, and Healthy) yaitu RT 26 Kelurahan Gunung Bahagia
Awal aku datang ketempat ini, aku merasa aku bukanlah didaerah kota. Melainkan aku merasa aku berada disebuah desa yang jauh belum tersentuh tangan-tangan jail manusia. Seluruh rumah disini tertata rapi, asri, hijau, dan pengelolaan sampahnya yang sangat baik disini, serta didepan rumah rumah warga, semuanya ditanami tanaman toga. Salut banget deh pokoknya.
Warga-warga disana menyambut dengan baik dengan alunan-alunan gendang membuat keadaan menjadi lebih gembira. Sembari seluruh peserta sedang berada di Posyandu yang juga tempat membuat recycle, aku dan beberapa panitia lain kesalah satu rumah disana. Awalnya sih cuman jalan-jalan dan tanya-tanya, tetapi tiba-tiba Virus G2M ku pun muncul. Oh iya, jadi G2M itu merupakan singkatan dari Goda-Goda Manja ehehe. Maka, sepulang dari rumah tersebut, kami berhasil membawa satu sisir buah pisang, tiga buah jeruk, dan dua buah apel, hehe.
Karena letaknya yang berhadapan dengan SMP Negeri 14, maka kamipun singgah di aula SMP Negeri 14 untuk melakukan sharing moment dengan Pembina Green Generation Indonesia sekaligus Perintis Green Generation dari nol. Dia adalah Ibu Judith Herawati, S.Pd. Beliau memiliki semangat juang dan pecinta lingkungan yang cukup tinggi. Walaupun kondisi Bu Yudit yang kurang sehat, namun ia tetap selalu berjuang dan berusaha.
“Dek, Ibu kuat kok, Ibu harus kuat” inilah kalimat yang masih kuingat hingga sekarang. Tanpa memiliki sedikitpun rasa menyerah dan patut untuk ditiru.
“Mata Picek, Kuping Budek” inilah slogan yang menginspirasi seluruh peserta dan panitia Jambore Generasi Hijau 2015
“Sebenarnya, dengan kita melakukan seperti ini, satu kaki kita itu telah masuk kedalam surga dan satunya lagi tergantung sikap kalian masing-masing” kurang lebih itulah kata-katanya yang sangat menginspirasi kami.
Setelah diskusi, seluruh peserta langsung bergegas balik ke Venue Dayung dan salah satu peserta, aku lupa namanya yang berasal dari Bantul harus pulang duluan ke daerahnya, entah mengapa aku kurang tau.
Malam ini, seluruh peserta berkumpul di aula untuk berdiskusi dan mempersiapkan diri membuat koreografi untuk persembahan pada Malam Penganugerahan Green Generation Awards 2015 besok malam. Para peserta pun berdiskusi dibantu dengan sebagian panitia untuk menyiapkan koreografinya. Namun, saat asik berdiskusi, muncullah akal usil dari salah satu panitia.
Akal usil tersebut yaitu menyusun berbagai drama dan aksi untuk mengerjai Kak Pandu yang malam hari nanti, tepat pukul 00:00 merayakan ulang tahunnya yang ke 19 Tahun. Kami pun menyusun strategi dan drama apa yang akan dilakukan malam hari nanti.
Waktu menunjukkan Pukul 23:00, kami pun mulai melancarkan aksi-aksi yang telah disusun tadi. “Acara apa ini, aku mau pulang malam ini!” muncullah teriakan ditengah aula yang mengubah suasana menjadi tegang. Saat ketegangan ditengah aula, tiba-tiba teriakan dari dalam kamar peserta pun terdengar. Sontak kami panitia mendatanginya
“Ada apa Kak Aat?” tanya Kak Ricky.
“Dompet dan Handphone aku hilang di dalam tas” ujar Kak Aat
Suasana mulai klimaks, tidak stabil dan petjah! Kak Pandu pun khawatir dengan insiden yang terjadi malam itu, padahal semua itu rekayasa belaka hehe.
Perasaan yang bercampur aduk tercermin dari matanya. Namun, lagi dan lagi, keributan muncul ditengah aula, entah apa yang diributkan, aku lupa saat itu. Ditengah keributan, Kak Nurul yang merupakan salah satu peserta asal Paser, Kalimantan Timur jatuh sakit. Namun, kali ini bukanlah rekayasa, melainkan benaran!
Akhirnya, tepat pukul 00:00, suasana yang tegang tadi pecah menjadi suasana gembira. Pasalnya, drama-drama yang kami lancarkan tadi berhasil. Dalam kegelapan di tengah aula, kue berlilinkan angka 19 pun datang menerangi aula serta menjadi pertanda berakhirnya drama tersebut. Tawa, tangis haru, dan canda menghiasi malam itu.
Waktu menunjukkan pukul 07:30, seluruh peserta bergegas menaiki bus untuk menuju ke SMP Negeri 3 Balikapapan. Sesampainya disana, seluruh peserta disambut dengan nyanyi-nyanyian membentuk pagar ayu mengarahkan peserta ke lapangan dan bergegas untuk berbaris. Upacara Peringatan HUT Green Generation ini juga dihadiri oleh Green Generation Sekolah se-Kota Balikpapan.
Upacara berjalan dengan lancar dan khidmat, ditutup dengan penampilan Tari Dayak dan yel-yel dari SMK Negeri 2 Balikpapan memeriahkan acara tersebut.
SMP Negeri 3 Balikpapan, sekolahku. Disinilah cikal bakal Green Generation muncul. Sekolah inilah saksi kehadiran GG selama 6 tahun. Keberhasilan Green Generation dalam menciptakan generasi muda yang peduli dan berbudaya lingkungan serta lingkungan yang hijau dan asri tercermin disini. Para peserta pun menyisiri sekolahku ini. Antusiatisme seluruh peserta pun nampak. Mereka pun terinspirasi untuk melakukan hal yang sama disekolah dan didaerah masing-masing.
Pasca berkeliling, lanjut kami berkumpul di Aula Atas SMP Negeri 3 Balikpapan. Bapak Kepala SMP Negeri 3 Balikpapan, Bapak Drs. Purwoto, MM memaparkan dan menjelaskan mengenai SMP Negeri 3 Balikpapan dan aku tanpa diduga dimohon untuk menjelaskan Green Generation dan pengelolaan lingkungan disini. Disambung dengan pemotongan tumpeng, dan pastinya makan bersama!
Setelah selesai acara di SMP Negeri 3 Balikpapan, para peserta pun langsung menaiki bus dan menuju ke Pasar Inpres untuk membeli buah tangan khas Balikpapan, lalu langsung bergegas ke Gedung Kesenian Balikpapan untuk melaksanakan Gladi Bersih.
Setelah Gladi bersih yang dilaksanakan hingga pukul 16:00, para peserta dan panitia kembali ke Venue Dayung untuk mempersiapkan diri sebab pukul 18:00 nanti, seluruh peserta dan panitia harus balik ke Gedung Kesenian Balikpapan.
Green Generation Awards 2015 ini merupakan event tahunan Green Generation yang keempat, namun ini merupakan yang pertama bagiku. Sebagai panitia, kami perlu mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan bagian masing-masing.”Untung aja kita Time Keeper ya kak yang gak ribet persiapannya juga kerjanya” kataku ke Kak Atul yang juga merupakan Time keeper dengan aku.
Green Generation Awards pun berjalan dengan lancar dengan hasil SMP Negeri 6 Balikpapan as Gold Medal SMP dan SMK Negeri 2 Balikpapan as Gold Medal SMA. Kedua sekolah ini merupakan sekolah yang letaknya di Gugus 3 dan ini menjadi suatu kebanggaan untukku sendiri karena sekolah yang kukoordinatorin dapat menjadi pemenangnya.
Disamping rasa senang, timbullah perasaan sedih malam itu. Jambore Generasi Hijau 2015 dengan resmi ditutup oleh Walikota Balikpapan, tanda selesainya acara tersebut. Malam itu tak kusia-siakan. Aku mengisi waktu itu dengan bermain bersama, saling canda ria, dan saling bertukar ide, pemikiran, dan cerita.
Pagi hari, ternyata menjadi hari terakhir Jambore Generasi Hijau 2015. Eitss.. Sebelum pulang kedaerah masing-masing, paginya kami melaksanakan kampanye lingkungan di Lapangan Merdeka Balikpapan. Lalu, kami bermain dipantai heliped, dan kami kembali ke Venue Dayung.
Sesampainya di Venue Dayung, peserta pun langsung mempersiapkan barang-barangnya untuk bergegas kembali ke daerah masing-masing. Aku dan seluruh panitia lain hanya dapat mengantarkan hingga depan Venue Dayung. Bus yang mengangkut seluruh peserta pun telah pergi dan kami panitia lagi dan lagi mengadakan rapat evaluasi.
Setelah rapat evaluasi berjalan, kami langsung membersihkan venue dan kembali ke rumah masing-masing dan kembali sekolah untuk mengejar pelajaran yang terlewatkan sebelumnya.
Ceritaku di Green Generation tidak berhenti hingga itu saja. Setelah Green Generation Awards dan Jambore Generasi Hijau 2015 beberapa event dilaksanakan seperti Kehati Bersama GG, GG Baper, dsb.
Januari 2016, inilah akhir masa jabatan pada I Kadek Era, Kepengurusan pun harus berganti. Kami pun mengadakan rapat untuk mempersiapkan konsep dan alur pendaftaran Kepengurusan Green Generation Kota Balikpapan Tahun 2016/2018. Kami pun membagi tugas, dimulai dari bagian yang mengurusi pendaftaran, bagian penyeleksi, maupun bagian logistik.
Pendaftaran pun telah dibuka dengan online. Seluruh siswa SMP maupun siswa SMA se- Kota Balikpapan pun boleh bergabung dengan Green Generation. Seminggu, itulah rentang waktu pendaftaran Green Generation. Ternyata, tanpa kami duga sebelumnya, terdapat 50 responden yang mengisi formulir pendaftaran. Ini diluar ekspetasi kami yang hanya menduga 20-25 orang saja yang akan mendaftar di Green Generation Kota Balikpapan.
Pendaftaran pun ditutup, kemudian dilanjutkan dengan Seleksi dan Pertemuan pertama yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Balikpapan. Pada kesempatan ini pula, kami mengenalkan mengenai seluk beluk Green Generation Kota Balikpapan serta memperkenalkan dengan Ketua Green Generation Kota Balikpapan baru. Dia adalah Diah Anggraini. Siswa SMA Negeri 1 Balikpapan yang duduk dikelas X IPA 7 saat itu. Ia ditunjuk sebagai Ketua Green Generation Kota Balikpapan yang baru menggantikan Kak Kadek yang telah habis masa jabatannya.
Setelah berbicara panjang, kini kami melakukan seleksi berupa public speaking. Kami memberikan waktu selama 5 menit kepada seluruh peserta yang hadir pada rapat tersebut dan setelah itu kami menunjuk secara acak untuk maju kedepan.
Pandanganku tertuju ke salah satu calon pengurus yang bernama Indri. Dia merupakan siswi SMK Negeri 3 Balikpapan. Tampilannya yang unik dan lucu yang membuatku memilihnya untuk maju pertama kali. “Yang pertama maju, silahkan Indri dari SMK Negeri 3 Balikpapan” ucapku saat itu memimpin jalannya seleksi. Indri pun shock dan gemetaran. Terlihat dari tatap dan gerak-geriknya, akhirnya ia pun maju.
Dengan rasa grogi dan gemetar, dia pun mulai berbicara dengan suara yang goyang, namun lama kelamaan menjadi biasa. Lalu, akupun tertarik dengan calon pengurus lainnya. Ia menggunakan baju yang rapi dan diselempankanlah kain bertuliskan “Duta Pelajar Kalimantan Timur 2015”. Akhirnya, kutunjuk dia untuk maju kedepan.
Ternyata, dia bernama Shayana Aulia yang juga merupakan teman Indri dari SMK Negeri 3 Balikpapan. Ia pun dengan lantang dan tanpa grogi sedikitpun memaparkan materi public speakingnya.
Seleksi tak hanya berhenti hingga disitu saja. Kami melanjutkan sesuai dengan hasil rapat sebelumnya, yaitu akan mengadakan Tes Wawancara, Focus Group Discussion dan diakhiri dengan Aksi Gembol.
Tes Wawancara pun menjadi tolak ukur kedua. Adapun Bunda Meity yang merupakan Pembina Green Generation Kota Balikpapan dengan Kak Kadek menjadi penyeleksi, siapakah yang berhak dan siapakah yang berbakat untuk bergabung di Green Generation Kota Balikpapan. Saat wawancara berlangsung, aku bersama Diah mengambil posisi disana, yaitu berjualan barang GG! Lumayan kan, hitung-hitung nambah duit buat event-event Green Generation. Adapun tes wawancara ini dilaksanakan di ruang kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Balikpapan. Tes wawancara pun berlangsung dengan baik dan lancar. “Teman-teman, jangan lupa Hari Minggu kita kumpul lagi di Monumen Perjuangan Rakyat Pukul 07:30. Terima Kasih atas kehadiran kalian semua, saya tutup. Wassalamualaikum wr.wb” ucap Diah menutup kegiatan tes wawancara.
Hari minggu pun tiba. Seluruh calon pengurus pun ternyata telah berkumpul disana. Aku pun seperti biasa, datang pukul 07:45. Keterlambatanku emang lain daripada lain yaitu karena nunggu angkot. Emang, dari awal aku bergabung di Green Generation di 2014 hingga saat ini aku menuliskan cerita ini, aku selalu menumpangi angkot kemanapun aku pergi. Kami pun berkumpul disana. Ternyata, acara belum dibuka, sehingga akulah yang membuka.
“Assalamualaikum wr.wb Selamat Pagi semuanya. Sebelumnya aku mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang sudah hadir, menyempatkan waktu liburannya untuk mengikuti kegiatan seleksi Green Generation Kota Balikpapan, ...” bukaku dengan singkat. Lalu, diskusi pun dimulai dengan membagi kelompok menjadi lima kelompok, dan setiap kelompok akan mendiskusikan mengenai tema-tema yang akan kami tentukan. Adapun tema-tema tersebut terdiri dari Masalah Air, Pencemaran Udara, Pasar Tradisional, hingga Sampah Plastik. 30 menit waktu yang diberikan kepada setiap kelompok untuk berdiskusi.
Tak terasa, 30 menit telah berlalu. Seluruh kelompok pun dipersilahkan satu persatu bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya yang selanjutnya ditanggapi oleh kelompok lain dan kelompok lain berhak mengajukan pertanyaan serta argumennya kepada kelompok yang mempresentasikan. Diskusi pun berjalan dengan lancar.
“Jadi, seperti yang kita ketahui bahwasanya GMBOL yang merupakan program rutin Green Generation Balikpapan setiap dua minggu sekali, maka daripada itu, kami memberikan kepercayaan kepada Calon Pengurus Green Generation Kota Balikpapan untuk menghandle kegiatan ini. Silahkan dibagi tugasnya masing-masing dan diskusikan siapa yang menjadi koordinatornya. Untuk informasi lanjut, bisa langsung hubungi saya saja ya, makasi” tambah Diah diakhir diskusi. Akhirnya diskusi pun ditutup. Namun, mereka melaksanakan rapat untuk mempersiapkan GMBOL. Kami pun juga mengadakan rapat sendiri, untuk menentukan siapa siapa saja yang lolos di Kepengurusan Green Generation Balikpapan. Walaupun seleksi belum selesai, namun kami bisa menilai dari beberapa pertemuan yang kami adakan.
Kami pun membagi semuanya kedalam tiga bagian, yaitu Sekretaris Jendral, Internal, dan Eksternal. Kami pun bingung untuk membagi posisi-posisi mereka karena masing-masing memiliki skill tersendiri. Setelah berbincang panjang dan beberapa perdebatan kecil muncul, akhirnya kami memiliki nama-nama kepengurusan Green Generation Kota Balikpapan yang baru dan akan diumumkan diminggu depannya.
Seminggu kemudian, kami pun berkumpul kembali di Lapangan Merdeka untuk melaksanakan GMBOL. Oh iya, by the way apasih itu? Jadi GMBOL itu merupakan singkatan dari Gerakan Membawa Botol. Gerakan ini bertujuan untuk mengkampanyekan kepada seluruh warga Balikpapan untuk membawa botol minum sendiri yang dapat dipakai berulang-ulang. Disisi lain mengurangi sampah, dengan membawa botol minum dapat menghemat pengeluaran untuk membeli air minum kemasan. Kami pun menyediakan galon yang berisikan air dan dibagikan secara gratis kepada seluruh warga dengan catatan harus membawa tumbler ya! Harapannya, gerakan ini dapat mengurangi sampah plastik di Balikpapan.
Malam harinya, merupakan malam dimana menjadi penentu untuk seluruh calon pengurus, apakah namanya terdaftar sebagai pengurus atau sebaliknya. Melalui akun instagram @greengnrbpn diumumkanlah nama-nama yang terpilih. Aku pun juga termasuk didalamnya. Sebelumnya, aku menjadi Koordinator Gugus 3, kali ini berpindah menjadi Pengembangan Anggota Green Generation Kota Balikpapan. Aku kali ini berpartner dengan Kak Rahma dari SMA Negeri 1 Balikpapan dan Caesaria Angelina dari SMP Negeri 6 Balikpapan. “Hmm, b aja si, karena aku udah tau sejak minggu lalu” kataku dalam hati.
Ini merupakan awal yang baru untuk terus mengabdi kepada Lingkungan. Kami pun terus berdiskusi untuk merencanakan event apa yang akan kami laksanakan selanjutnya. Akhirnya, hari itu kami berkumpul di SMP Negeri 3 Balikpapan untuk merapatkan kegiatan yang akan kami laksanakan dan yang menjadi tagline kami selama 2016. Diskusi pun terus berjalan dengan kondusif dan menghasilkan “Balikpapan Beserangan” yang menjadi tagline kita selama 2016.
Balikpapan Beserangan sendiri bukan artian anak-anak nakal yang suka berkelahi ya! Namun Beserangan disini merupakan singkatan dari Bersih Sehat Ramah Lingkungan. Kami pun berinisiatif mengadakan acara, yaitu Balikpapan Beserangan Camp 2016.
Rapat tak hanya berhenti di SMP Negeri 3 saja, namun dihari selanjutnya kami melanjutkan rapat di Kafe Sosialita. Kali ini, kami membagi kepanitiaan dan konsep acara. Adapun konsep acara Beserangan dibagi menjadi dua, yaitu Road To Balikpapan Beserangan dan Balikpapan Beserangan Camp. Aku pun ditunjuk menjadi Koordinator Road To Balikpapan Beserangan dan Ziada Auliyah menjadi Koordinator Balikpapan Beserangan Camp. Akupun tak tinggal diam. Aku bekerja sama dengan koordinator gugus, kami mendiskusikan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan nantinya saat Road To Balikpapan Beserangan.
Konsep Road To Balikpapan Beserangan ini tidak terpusat pada satu tempat saja, melainkan tersebar di lima tempat dengan melakukan aksi bersama sama serentak dilakukan pada hari yang sama. Adapun daerah-daerah tersebut, yaitu Gugus 1 di Kampung Nelayan, Gugus 2 di Terminal Batu Ampar, Gugus 3 di Taman Tiga Generasi, Gugus 4 di Kampung Atas Air, dan Gugus 5 di Pantai Hevindo.
Kegiatan di Kampung Nelayan yaitu Clean Up, membersihkan pantai di sekitaran kampung nelayan. Namun bukan hanya Green Generation aja loh yang ikut turun tanggap, namun beberapa warga pun ikut turun membersihkan bersama. Bukan cuman itu saja, setelah kegiatan bersih-bersih, kami memberikan Bak Sampah kepada Ketua RT setempat.
Sama halnya dengan di Kampung Nelayan, Gugus 2 yang melaksanakan kegiatan di Terminal pun mengadakan Clean Up, membersihkan areal Terminal Batu Ampar. Namun, kegiatan ini juga diselingi dengan berbagai macam games-games menarik pastinya.
Berbeda dengan Gugus 1 dan Gugus 2, di Gugus 3 diadakan sosialisasi mengenai Pengolahan Sampah oleh Ibu Is dari Eco Walibar. Ini bertujuan memberikan pemahaman tentang bagaimana cara mengolah sampah dengan baik dan benar. Selain itu juga diadakan pembagian bibit pohon kepada seluruh Green Generation sekolah yang hadir untuk ditanam disekolahnya masing-masing.
Gugus 4 yang mengadakan kegiatan di Kampung Atas Air kali ini mengadakan penanaman bibit mangrove dan ditutup Gugus 5 yang melaksanakan bersih-bersih pantai dan bekerjasama dengan Kecamatan Balikpapan Selatan.
Road To Balikpapan Beserangan pun usai, kini kita tinggal menunggu dan mempersiapkan Balikpapan Beserangan Camp 2016 yang akan dilaksanakan tiga minggu lagi. Aku yang bertindak sebagai sekertaris panitia pun turut mempersiapkan segala bentuk administrasi mulai dari surat, kepesertaan, dsb.
Balikpapan Beserangan Camp ini diisi dengan Games Leadership, Malam Keakraban, Penanaman Pohon, serta Edukasi pengolahan energi listrik sampah. Ini lah yang menjadi tolak ukur diadakannya Beserangan Camp ini. Selain dampaknya yang besar, manfaat yang didapatkan pun banyak
Besok merupakan pelaksanaan Balikpapan Beserangan Camp. Kami pun membagi tim menjadi dua, satunya di lapangan untuk mempersiapkan logistik dan satunya lagi berkumpul di Perpustakaan Daerah untuk mendata kesiapan serta menyusun juklak dan juknisnya. Aku pun ditugaskan untuk tetap di Perpustakaan Daerah mempersiapkan segala administrasinya, mulai dari data peserta, absen peserta, pembagian kelompok peserta, menyusun rundown fix, dan memastikan konsumsi para peserta dan panitia nantinya.
Hari ini, merupakan hari dimana Balikpapan Beserangan Camp dimulai. Aku menghandle untuk akomodasi para peserta ke lokasi camp nantinya. Kami pun membuat janji untuk berkumpul di Lapangan Merdeka Pukul 09:30. Waktu menunjukkan pukul 10:00, semua peserta menaiki dua bus yang telah kami sediakan menuju venue yang jaraknya menghabiskan waktu 30-40 menit.
Tak terasa, kami telah sampai di venue camp, yaitu TPA Manggar. TPA atau Tempat Pembuangan Akhir sampah merupakan lokasi menginap kami. Namun jangan salah, di TPA ini tidak berbau sedikitpun dan pantaslah TPA ini dinobatkan sebagai TPA Terbaik se-Asia Tenggara!
Para peserta pun langsung berkumpul ditenda. Didalam tenda, kami melakukan registrasi dan membagikan logistik serta membacakan rulesnya. Disambung dengan pembukaan yang dihadiri oleh P3E Kalimantan. Acara pun dimulai dengan pengarahan dari Pembina Green Generation, Bunda Meity Ria disambung Sambutan Ketua Panitia, Ziada Auliyah, lalu resmi dibuka oleh Pewakilan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan.
Setelah dibuka secara resmi, acara disambung dengan pembagian kelompok. Setelah itu, dimulailah sesi edukasi dan diskusi tentang pencegahan sampah plastik. Setiap kelompok berdiskusi mengenai permasalahan sampah plastik yang ada di Balikpapan.
Kegiatan pun tak terhenti sampai situ saja, acara dilanjutkan dengan Materi mengenai Energi Listrik Sampah dan Methan oleh Bapak Fajar. Beliau merupakan salah satu staff di TPA Manggar. Listrik di TPA Manggar menggunakan energi gas methan yang dikelola sendiri oleh UPTD TPA Manggar dengan mengelola mobil-mobil bekas yang tak terpakai menjadi penggeraknya. Bahkan dapat menghasilkan 15.000 watt permobil.
Setelah arahan tersebut, seluruh peserta langsung mengelilingi TPA Manggar untuk melihat langsung bagaimana cara pengolahan sampah disini. Setelah berkeliling, saatnya acara bebas hingga malam nanti.
Matahari mulai tenggelam disebelah barat, menunjukkan waktu telah malam. Seluruh peserta dan panitia berkumpul di pendopo untuk melaksanakan Malam Keakraban mengelilingi Api Unggun. Kami bersama, bergandengan tangan dengan harapan yang besar, harapan yang sama untuk Indonesia Hijau. Bunda Meity pun memotivasi kita malam itu. Hari kian larut, saatnya peserta kembali ke tenda masing-masing untuk tidur.
Hal yang tak terduga pun terjadi. Ternyata, malam itu hujan datang secara tiba-tiba mengguyur daerah perkemahan. Kami pun shock dan kalang kabut mengarahkan peserta untuk menginap di mushala dan sebagian di Perpustakaan Baca. Aku dan Ziada, kami berdua menerobos hujan untuk memastikan seluruh peserta dan barang-barang aman. Kami berdua, bolak-balik hingga 11 kali selama beberapa jam. Kami tidak memperdulikan diri kami, yang ada dipikiran kami hanyalah bagaimana keberadaan dan keamanan para peserta.
Tak terasa waktu menunjukkan Pukul 03:00 dan aku pun baru bisa tidur dengan baju yang basah kuyup serta suhu ruangan yang dingin karena ber-AC. Pagi harinya, aku menggigil banget! Bergerak sedikit aja sakit. Tapi aku harus tetap bangun untuk melanjutkan kegiatan.
Pagi itu, acara dimulai dengan Senam pagi. Senam kali ini aku yang memandunya dibantu dengan Fajar. Lagi dan lagi, Senam Malaikat lah yang kulakukan. Entah mengapa aku senang saja dengan senam ini, dan seluruh peserta pun juga merasakan hal yang sama denganku.
Taklama, Pak Irwan, Kepala UPTD TPA Manggar datang menghampiri kami, memberikan pengarahan dan mengucapkan terima kasih kepada kami karena telah mengunjungi TPA Manggar dan menjadi organisasi pertama yang mengadakan camp disini hehe. Kegiatan dilanjutkan dengan penanaman beberapa bibit pohon. Seluruh peserta pun sangat antusias untuk menanam pohon. Setelah itu, kami berkumpul kembali dan berkemas untuk balik kembali ke Lapangan Merdeka. Acara ini, alhamdulillah berjalan walaupun terjadi kejadian yang tidak diinginkan pada malam harinya.
Acara boleh selesai, namun komunikasi gak boleh selesai. Setelah pelaksanaan camp ini langsunglah kami membuat grup Line untuk koordinasi dan saling bertukar cerita, fikiran, dan ide bersama.
Green Generation Balikpapan setelah acara ini, masih ada acara lain. Yaitu CGH On The Street. Aku pun ditunjuk untuk mengkoordinatori CGH On The Street GG Balikpapan. Selain itu aku juga ditunjuk menjadi Ketua Panitia kegiatan Save Our Monkey yang merupakan program kerjasama Green Generation dengan PT. Pertamina tentang bahaya akan memberikan makan kepada monyet di sepanjang jalan.
Oktober 2016, aku terpilih menjadi salah satu Delegasi Balikpapan dalam Jambore Generasi Hijau 2016 di Mamuju, Sulawesi Barat. Ini merupakan perjalanan yang paling melelahkan bagiku. Sebab, perjalanan yang memakan waktu 10 jam menaiki bus. Inilah yang membuatku menjadi lelah. Namun, semua itu terbayarkan dengan kegiatan dan canda tawa teman-teman Green Generation disana
Januari 2017, aku berangkat menuju Kota Palu. Aku disana membantu teman teman Green Generation Sulawesi Tengah dan Green Generation Donggala. Suatu kehormatan bagiku. Aku tak pernah berhenti berfikir. Aku adalah seorang anak SMP, namun aku sudah bisa seperti ini.
Kini, aku telah menduduki bangku kelas IX. Aku pun harus mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berbasis Nasional. Namun, sampai aku menulis cerita itu, hatiku cukup berat untuk berhenti mengikuti Green Generation. Banyak cerita yang telah tertulis dan terlukis dibenakku. Canda dan tawa telah hadir menghiasi hidupku. Green Generation telah menjadi keluarga keduaku. Tempat aku melepaskan masalah masalah pribadiku dengan kegembiraan kami. Aku menjadi anak SMP yang berguna. Masa SMP ku pun penuh cerita. Aku tidak dapat mengungkapkan apa yang kurasakan di Green Generation.