MEMBANGUN DI BARAT INDONESIA
Bayu Satria
(Ketua Green Generation Simeulue)
Nama Saya Bayu Satria, biasa dipanggil Bayu, Saya merupakan seorang pemuda yang tinggal di sebuah pulau kecil yang bernama Simeulue, tepatnya berada di Provinsi Aceh. Simeulue merupakan tempat dimana Saya mengembangkan potensi dan kemampuan yang Saya miliki, Simeulue juga menjadi tempat awal dimana Saya mengenal yang nama nya Green Generation. Sebelumnya Saya itu memang sangat cinta terhadap lingkungan, sejak SD bahkan saya sudah memfavoritkan pelajaran IPA, di belakan rumah Saya pun gemar menanam tumbu-tumbuhan bersama Ayah Saya.
Hingga Saya mendapatkan informasi tentang Green Generation dari Bang Toni Kurniawan, yang mana Kami awalnya dipertemukan pada acara kongres anak Indonesia di Jawa Timur. Bang Toni banyak menceritakan tentang Green Generation kepada Saya melalui social media, kemudian Saya membaca lebih lanjut apa Green Generation tersebut di Google dan Instagram Green Generation Indonesia. Pertama kali melihat visi dan missi nya Saya lansung tertarik, dan Saya yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Forum Anak Kab. Simeulue langsung memasukkan Green Generation sebagai salah satu bidang di Forum Anak Kab. Simeulue, yaitu sekitar pertengahan tahun 2015.
Pada awal-awal nya, Saya sedikit kebingungan tentang apa yang harus Saya lakukan di Green Generation sendiri, hingga pada suatu hari Saya dan teman-teman Forum Aanak Kab. Simeulue mengunjungi sebuah tempat wisata pantai yang sangat terkenal di Simeulue, disana Saya menyaksikan banyak orang yang membuat sampah sembarangan yang mengakibatkan keindahan pantai tersebut mulai berkurang. Sebuah ide pun muncul dikepala Saya, Saya mengajak teman-teman bergotong royong membersihkan sampah sepanjang bibir pantai tersebut, yang mana membuat semua orang kebingungan dengan aksi Kami, sampai ada beberapa orang yang mengabadikan aksi tersebut kemudian menyebarkannya di social media tanpa Saya sadari.
Sontak pada waktu itu banyak orang yang mengucapkan terima kasih kepada Kami atas apa yang Kami lakukan, hingga berita tersebut sampai ketelinga Bapak Wakil Bupati Kab. Simeulue. Beliaupun memanggil Saya ke kantor Bupati sebagai perwakilan teman-teman semua, tampak wajah berserih-serih lalu beliau merangkul rasa dan mengajak duduk disebuah sofa sambil berkata “kapan kira-kira Bapak bisa ikut dalam bakti sosial kalian?”, Saya yang pada awal nya tidak tahu tujuan Saya dipanggil ke kantor beliau langsung terheran-heran dan berkata “Pak maaf sebelumnya, Saya dan teman-teman melakukan aksi tersebut tidak punya maksut apapun, Kami melakukannya karena muncul ide spontan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan dan memberi dampak terhadap kepentingan orang banyak.” Lalu Beliau berkata “itulah yang Bapak suka, kalian melakukan sesuatu tanpa suruhan orang lain, yang murni dari pemikiran kalian yang ingin merubah pulau ini.” Kata-kata tersebut membuat Saya legah sekali. Setelah diskusi panjang yang Kami lakukan, akhirnya Kami berjanji untuk sama-sama membersihkan pelabuhan cargo pada hari minggu nya.
Pada hari minggu nya ternyata Bapak Wabub Kab. Simeulue juga membawa rombongan pemerintahan. Kegiatan pun kami mulai dengan membersihkan lapangan, got, saluran air, bahkan sampai ada yang menyelam-nyelam segala untuk membersihkan sampah yang berserakan dilaut menutupi terumbu karang. Sampah-sampah tersebut diakibatkan orang-orang yang menghabiskan sore hari sambil jajan kaki lima dan menyaksikan mata hari tenggelam, ketidak adaan tempat sampah membuat mereka sering membuang sampah kelaut langsung atau dilapangan nya. Hal tersebut langsung menyadarkan Dinas yang mengatur permasalahan sampah di Kab. Kami, pada hari itu juga puluhan tempat sampah langsung didatangkan dan diletakkan sebanjang pelabuhan cargo Kab. Simeulue. Setelah kegiatan tersebut selesai puluhan wartawan pun menghampiri kami, Saya pun sangat terkejut karena ternyata dari awal kegiatannya di liput oleh wartawan daerah dan akan ditulis kedalam koran dan situs berita resmi milik pemerintah.
Gambar : Kegiatan membersihkan pelabuhan cargo Teluk Sinabang, SimeulueGambar : Kegiatan membersihkan pelabuhan cargo Teluk Sinabang, Simeulue masuk media cetak Simeulue Info.
Fakta ini tidak membuat Saya dan teman-teman berhenti dan puas sampai dititik itu saja, kami masih terus melakukan aksi setiap minggu nya pada lokasi yang berbeda-beda. Pada awal tahun 2016 Forum Anak Simeulue mengadakan kegiatan sosialisasi dan pemilihan duta pelajar anti narkoba Kab. Simeulue, yang mana kegiatan tersebut disponsori langsung oleh Badan Narkotika Nasional. Salah satu keseruan dari acara yang berlangsung selama 3 hari dan melibatkan seluruh perwakilan anak setiap Kecamatan di Simeulue tersebut adalah di sah kan nya kepengurusan Green Generation Simeulue oleh pemerintah Kab. Simeulue. Kepengurusan GG ini sendiri Saya serahkan langsung kepada letingan dibawah Saya karena mengingat waktu itu Saya harus fokus mempersiapkan Ujian Nasional dan proses menjadi mahasiswa baru.
Gambar : Pelantikan pengurus Green Generation Simeulue
Setelah satu minggu berlalu Saya dan teman-teman kepengurusan Green Generaton Simeulue mengadakan rapat tentang kegiatan unggul dari GG itu sendiri. Setelah dirangkul banyak pendapat Kami pun menemukan satu kegiatan dimana tetap melakukan bakti sosial tidak hanya fokus kepada sampah, namun juga penanaman pohon, memperuas kader dan juga sosialisasi GG kepada masyarakat luas, kegiatan tersebut Kami beri nama Green Generation Go Action (G3A).
Gambar : Kegiatan road show Green Generation Go Action
Pada tanggal 14 Februari 2016 kami melakukan kegiatan pertama dari G3A di Kecamatan Teupah Selatan, Kami memulai kegiatan nya dengan mendatangi spot wisata baru jembatan merah, di sekeliling jembatan tersebut di rencanakan akan ditanami mangroev sepanjang 1,5 kilo meter. Namun karena sudah dibuka sebelum selesar, banyak sekali pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab malah membuang sampah di tempat tersebut. Setelah dari jembatan merah, Kami pun bertolah ke pantai Teupah Selatan dimana Kami melakukan sosialisasi pemilahan sampah dan 6 langkah cuci tangan kepada anak-anak usia sekolah dasar. Kemudian pada tanggal 20 fefruari 2016 bertepatan dengan hari sampah nasional, Kami melakukan kampanye Simeulue Go Green di pusat kota Sinabang, banyak sekali yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, bahkan sempat menjadi topik utama di sekolah-sekolah yang ada di Simeulue :D
Gambar : Perayaan hari sampah nasional
Selesai kegiatan tersebut Saya bermaksut mengshare nya kemedia sosial, Saya juga melihat-lihat informasi tentang Green Generation, ternyata di GG ada satu kegiatan menarik dan edukatif yaitu Jambore Generasi Hijau. Betapa terkejutnya Saya ternyata JGH sudah dilakukan dibeberapa tahun belangan, akan tetapi kesempatan Saya untuk mengikuti kegiatan tersebut tidak ada lagi, karena bulan Juni 2016 Saya bukan lagi siswa SMA, sebentara salah satu persyaratannya yaitu maksimal duduk di bangku SMA/sederajat. Saya sangat kecewa pada waktu itu, karena Saya sangat ingin sekali mengikuti kegiatan tersebut. Kekecewaan ini tak sontak membuat Saya putus asa, Saya mengajak teman-teman lainnya di Aceh dan diluar Aceh untuk mengikuti seleksi JGH 2016, Saya juga mulai mengajak teman-teman Kab./Kota lain di Aceh untuk turut membentuk Green Generation di Daerah nya.
Kegiatan-kegiatan di Green Generation Simeulue tetap Saya jalankan meskipun Saya seharusnya lebih fokus ke Sekolah dahulu, namun Saya orang nya tidak ambil pusing, bahkan 3 kali ujian Nasional sudah Saya laksanakan Saya tidak pernah menperketat belajar seperti teman-teman lainnya, karena bagi Saya semua sudah ada yang atur yaitu Yang Maha Esa (hehe.. jangan ditiru :D).
Masa UN dan Seleksi perguruan tinggi sudah Saya lewati, sebelum Saya merantau ke Kota lain, Saya sempat membuat sebuah program pemeliharaan terumbu karang. Sebelumnya Saya pernah mendengar tentang keberadaan sebuah desa yang memiliki sebuah pantai tersembunyi, pantai tersebut memiliki terumbu karang yang sangat banyak dan beraneka ragam warna. Akan tetapi kebiasaan buruk masyarakat di tempat tersebut membuat banyak terumbu karang yang mati, misalnya seperti Ibu-ibu nya yang suka menyuci, anak-anak nya yang mandi-mandi sambil merusak atau mengambil terumbu karang, dan ayah-ayah nya yang menangkap ikan dengan alat yang tidak ramah terumbu karang ataupun memandikan hewan ternak sembarangan. Saya pun sempat bertanya-tanya pada warga setempat tentang mengapa hal tersebut terjadi, mereka menjawab tempat tersebut sangat enak untuk melakukan segala hal sambil menikmati angin sepoy-sepoy. Akhirnya Saya dan teman-temanpun menjumpai Kepala Desa nya, mengajak kerja sama dan Kami siap membantu mensosialisasikan kewarga Desa nya. Panjang cerita usaha itupun berhasil, dan kini tempat tersebut mulai dipelihara bahkan menjadi spot wisata lebih populer di Simeulue.
Setelah Saya menyelesaikan tugas di Simeulue, Sayapun berkuliah di Banda Aceh, yang mana butuh waktu lebih kurang 18 jam menggunakan transportasi laut dan darat dari Simeulue. Hingga suatu hari Saya mendapat kabar dari Instagram Green Generation Indonesia bahwa akan ada perekrutan kepengurusan oleh Istana GG. Saya pun mendaftar dengan antusias nya, karena menurut Saya ini waktunya Saya memberikan manfaat yang lebih banyak kepada orang banyak pula. Setelah mendaftar dan mengisi formulir, Saya pun di hubungi oleh seseorang melalui Line, awalnya Saya tidak tahu siapa, Beliau bertanya banyak tentang keseharian dan pandangan Saya tentang GG. Pada waktu itu Saya kebingungan, dan tambah bingung ketika Beliau mengatakan “Kamu nanti bantu Toni yah”, Singkat, padat, dan pastinya membuat Saya tambah bingung. Hingga akhirnya Saya baru nyambung ternyata yang menghubungi Saya tersebut adalah Kak Pandu, yang mana Beliau adalah pencetus serta Presiden dari Green Generation Indonesia, Saya pun terdiam dan tak dapat berkata-kata lagi. Setelah Saya di ajak gabung di group Line leader GG Indonesia, Saya baru tahu ternyata Saya benar-benar bergabung di GG Indonesia sebagai Tim Pengembangan Sumatera bersama Kak Toni yang lebih dulu mengenalkan Saya tentang Green Generation.
Itulah sedikit cerita Saya tentang Green Generation, suka dan duka sudah Saya jalankan, hingga Saya berhasil mendapatkan pencapaian-pencapaian yang Saya inginkan. Dibalik semua pencapaian itu, masih terbesit di benak Saya untuk dapat mengikuti JGH, meski tidak tahu kapan Saya akan tetap berdo’a dan terus berkontribusi untuk perkembangan Greenn Generation di Indonesia.